Selasa 16 Jun 2020 14:44 WIB

Ini Mengapa Organisasi Muslim Amerika tak Tinggal Diam

Puluhan organisasi Muslim di AS bersatu menuntut reformasi praktik polisi di Amerika.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Demonstran Muslim AS sholat berjamaah sebelum bergabung dalam protes menentang rasialisme yang menewaskan pria kulit hitam George Floyd di Miami, Florida, AS.
Foto: AP Photo/Wilfredo Lee
Demonstran Muslim AS sholat berjamaah sebelum bergabung dalam protes menentang rasialisme yang menewaskan pria kulit hitam George Floyd di Miami, Florida, AS.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Muslim boleh dibilang minoritas di Amerika Serikat. Tetapi mereka tidak tinggal diam ketika praktik rasialismes terjadi di negara Paman Sam.

Puluhan organisasi Islam di Amerika Serikat (AS) bersatu menuntut reformasi kepolisian. Mereka juga mendukung organisasi-organisasi yang dipimpin warga kulit hitam AS. 

Baca Juga

Hal itu dilakukan menyusul gelombang demonstrasi pascakematian pria kulit hitam Afro-Amerika George Floyd di tangan polisi AS berkulit putih.

"Pengorbanan Muslim berkulit Hitam yang tidak bersenjata memiliki sejarah panjang dan meresahkan," demikian pernyataan koalisi yang ditandatangani oleh lebih dari 90 hak sipil, advokasi, komunitas dan organisasi agama, dikutip laman Aljazirah, Selasa (16/6).

"Sebagai Muslim Amerika, kita akan memanfaatkan keberagaman, kekuatan, dan ketahanan kita untuk menuntut reformasi ini karena 'Black Lives matter'," ujar pernyataan terebut menambahkan.

Reformasi yang dituntut termasuk melarang profiling berdasarkan ras dan praktik-praktik kekerasan seperti mencekik. Selain itu mereka ingin mengarahkan kembali dana polisi ke program kesehatan masyarakat, pendidikan, pekerjaan dan perumahan.

Pernyataan itu juga menyerukan pembentukan standar federal. Polisi dituntut menggunakan kekerasan sebagai upaya terakhir, hanya jika benar-benar diperlukan dan setelah menghabiskan semua opsi yang masuk akal.

"Jika diskriminasi yang mendalam ini tidak dapat dihilangkan melalui reformasi, maka sistem ini perlu dihapuskan dan dibayangkan kembali seluruhnya," kata pernyataan itu.

Direktur Eksekutif Pengacara Muslim AS, salah satu co-penyelenggara pernyataan itu, Farhana Khera mengatakan, tuntutan ini merupakan dasar bagi kelompok organisasi Islam. Beberapa pihak mungkin akan menuntut lebih banyak.

"Kami juga mendesak semua Muslim Amerika untuk memanggil anggota Kongres mereka sekarang dan menuntut tanggapan yang lebih kuat dari mereka," ujarnya.

Seperti anggota kelompok agama lain, banyak Muslim di AS yang bergabung dalam kemarahan yang dilepaskan setelah kematian Floyd. Kelompok-kelompok dari berbagai denominasi lintas agama secara terbuka menyerukan aksi melawan rasisme dan sejalan dengan tujuan para demonstran damai.

Dalam aksi unjuk rasa di jalan-jalan, pernyataan, khutbah dan webinar, Muslim AS telah bersatu menentang rasisme dan membahas reformasi. Menurut Direktur Legislatif Emgage Action Imam Awad, organisasi-organisasi Muslim Amerika berkomitmen mengadvokasi semua lapisan badan di pemerintahan agar mengurangi penggunaan kekuatan berlebihan yang telah mengarah pada beberapa kematian warga hitam AS.

"Pesan kami adalah bahwa kami akan terus berjuang, tetapi yang paling penting mengangkat pekerjaan yang dilakukan oleh para pemimpin kulit hitam kami," katanya.

Muslim di Amerika diketahui beragam secara etnis dan ras. Insiden kematian Floyd ini telah menghidupkan kembali pembicaraan tentang perlakuan dan representasi Muslim Hitam di komunitas agama mereka sendiri. Organisasi-organisasi Muslim Amerika membawa pesan yang jelas akan terus memerangi kesewenang-wenangan terhadap masyarakat kulit hitam dan mendukung upaya-upaya para pemimpin kulit hitam Amerika.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement