Rabu 17 Jun 2020 18:27 WIB

Tracing Agresif Belum Jangkau Semua Kontak Pasien Covid-19

Satu-satunya cara mencegah penularan adalah dengan protokol kesehatan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.
Foto: @BNPB_Indonesia
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, pemerintah sudah melakukan pelacakan atau tracing terhadap kontak pasien positif Covid-19 dengan agresif. Kendati demikian, ia mengakui, tracing agresif terhadap pasien Covid-19 sebenarnya tidak bisa menjangkau 100 persen kontak erat dari pasien tersebut. 

Karena itu, satu-satunya cara untuk mencegah terjadinya penularan adalah membentengi diri dengan protokol kesehatan. "Kami meyakini betul tracing yang kita lakukan secara agresif belum bisa menjangkau 100 persen kontak erat, karena itu kita harus mengubah kebiasaan-kebiasaan baru," ujarnya dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (17/6).

Baca Juga

Yurianto menjelaskan tingginya angka penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia beberapa waktu terakhir merupakan hasil pelacakan kontak atau contact tracing yang agresif terhadap pasien positif Covid-19. Karena itu, angka penambahan terus meningkat setiap harinya.

Misalnya, pada hari ini ada 1.031 kasus baru sehingga total keseluruhan positif Covid-19 di Indonesia yakni 41.431 orang. "Ia menambahkan, tracing mencegah terjadinya sumber penularan baru Covid-19 di tengah masyarakat.

Ini berbasis pada hasil tracing yang agresif, menjadi penting karena kemudian kita mengidentifikasi kasus positif untuk menentukan langkah lebih lanjut, yakni isolasi yang tepat dan perawatan manakala ditemukan gejala-gejala signifikan," ujar Yurianto.

Kendati demikian, ia menerangkan, lantaran tak menjangkau seluruh kontak erat pasien Covid-19, protokol kesehatan harus dilakukan saat berkomunikasi secara sosial maupun melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. "Karena ini lah upaya yang bisa kita lakukan karena kita yakini belum 100 persen kasus positif kita temukan di masyarakat," katanya.

Jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah 1.031 kasus pada Rabu (17/6), sehingga total kasus positif Covid-19 di Indonesia keseluruhan berjumlah 41.431 orang. Penambahan tersebut masih didominasi lima provinsi yang terbanyak melaporkan kasus positif Covid-19.

Pertama, Jawa Timur dengan penambahan 225 kasus baru, kemudian DKI Jakarta 127 kasus, Jawa Tengah 115 kasus, Kalimantan Selatan 86 kasus baru, dan Sulawesi Selatan 84 kasus.

Selain penambahan kasus baru, pemerintah juga mencatat penambahan pasien sembuh sebanyak 540 orang sehingga total 16.243 orang pasien yang telah sembuh. Lima provinsi yang mencatat penambahan kasus positif juga menyumbang pasien sembuh di antaranya Jawa Timur melaporkan 56 kasus sembuh, DKI Jakarta 115 sembuh, Jawa Tengah melaporkan 65 sembuh, kemudian Kalimantan Selatan 80 sembuh, lalu Sulawesi Selatan 84 kasus dengan 16 sembuh.

Kemudian pasien meninggal bertambah 45 orang sehingga total ada 2.276 pasien yang meninggal akibat Covid-19. "Sudah 432 kabupaten kota telah terdampak di 34 provinsi yang terdampak Covid-19, dan kita masih melakukan pemantauan terhadap orang dalam pemantauan sebanyak 42.714 orang dan pasien dalam pengawasan 13.279 orang," kata Yurianto. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement