REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia mengusulkan kerja sama antara ASEAN dan Rusia dalam pengembangan dan pengadaan vaksin COVID-19. Usulan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan khusus tingkat menteri luar negeri ASEAN-Rusia yang diselenggarakan secara virtual, Rabu, guna membahas penanganan pandemi tersebut.
“Kolaborasi ASEAN-Rusia dibutuhkan untuk menjamin akses (vaksin dan obat-obatan) dengan harga yang terjangkau bagi seluruh negara,” ujar Menlu Retno kepada wartawan usai pertemuan tersebut. Rusia dinilai unggul dalam bidang teknologi, dengan sembilan dari 130 kandidat vaksin COVID-19 berasal dari negara itu.
“Sertifikasi terbaru Avifavir dan Levilimab sebagai obat yang dapat menyembuhkan pasien COVID-19 di Rusia juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan,” tutur Retno. Selain pengembangan vaksin dan obat-obatan, Indonesia mendorong kerja sama kesehatan melalui berbagai mekanisme yang ada di ASEAN.
Guna mencegah krisis dan pandemi di masa depan, kerja sama yang dapat dilakukan kedua pihak antara lain pembentukan mekanisme kawasan untuk pencegahan penyakit menular di ASEAN, mendukung ASEAN COVID-19 Response Fund melalui mobilisasi dana kerja sama ASEAN-Rusia yang telah ada.
Kemudian, pembentukan cadangan persediaan medis regional dan pengembangan kapasitas untuk kedokteran militer (military medicine). Indonesia juga berharap ASEAN dan Rusia bisa bekerja sama dalam pemulihan ekonomi pascapandemi.
“Sebagai dampak dari pandemi ini, penurunan ekonomi harus kita hadapi dengan kolaborasi, bukan isolasi,” Retno menegaskan. Untuk itu, diperlukan kolaborasi dua organisasi ekonomi kawasan termasuk menjajaki kerja sama antara ASEAN dengan Eurasian Economic Commission (EEC).
Identifikasi berbagai kerja sama tersebut akan direfleksikan dalam program yang ada saat ini serta Rencana Aksi Komprehensif ASEAN-Rusia untuk 2021-2025.