REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang memiliki ketakutan masing-masing ketika menyimak film horor. Ada yang merasa ngeri jika melihat adegan pembunuhan sadis, monster klasik seperti vampir dan serigala, serta jenis hantu dengan penampakan seram.
Akan tetapi, bagi pencinta horor, ada elemen film yang lama-kelamaan menjenuhkan apabila sang sineas tidak menggarapnya dengan baik. Berikut sejumlah formula film horor yang sudah dianggap tidak lagi menyeramkan seperti dilansir di laman Looper, baru-baru ini.
1. Jump scare
Teknik ini biasa digunakan di film horor untuk memberikan efek kejut bagi penonton. Sesuatu dengan penampakan seram mendadak muncul dalam layar, biasanya diikuti suara yang mencekam. Awal penggunaannya dijumpai pada sinema-sinema tahun 1940-an. Bagi yang sudah sering menonton film horor, efek ini hanya memberikan kekagetan sementara, bukan ketakutan dan rasa horor yang seharusnya ditimbulkan. Lebih buruk lagi jika jump scare itu palsu, tidak sesuai ekspektasi, dan malah menjadi antiklimaks.
2. Kemunculan zombi
Ada banyak film zombi berkualitas dari masa ke masa. Anehnya, film zombi sekarang tidak seseram tayangan yang dulu. Sejak tahun 2000-an, film zombi kehilangan keseramannya, terutama akibat sinema seperti Shaun of the Dead dan Zombieland. Mayat hidup justru terlihat kocak dan mudah dikalahkan. Tidak butuh senjata untuk mengalahkannya seperti perak, bawang putih, atau pasak kayu seperti di film-film lama. Alih-alih sinema horor, zombi itu malah muncul di sejumlah sinema laga.
3. Pemuja setan
Film seperti Rosemary's Baby sempat membuat dunia ketakutan dengan cerita para pemuja setan. Namun, jika di masa kini mendengar ada orang mengabdikan hidup pada setan, penonton cenderung tertawa dan tidak percaya pada bualan mengada-ada. Ini berkaitan dengan keterbukaan informasi dan dunia yang semakin modern. Ada banyak hal yang masih dianggap menakutkan di dunia ini, tapi pengikut iblis atau sekte pemuja setan bukan lagi sesuatu yang menyeramkan, hanya semacam lelucon.
4. Boneka berhantu
Boneka yang mengandung kutukan seperti Chucky, Annabelle, atau Billy the puppet memang awalnya memicu mimpi buruk. Bayangkan mainan anak-anak digunakan untuk tujuan jahat, bahkan bisa menyebabkan kematian orang-orang di sekelilingnya. Akibat banyaknya film yang menggunakan konsep sama, kehadiran boneka kutukan itu lama-lama terlihat konyol. Tentu saja, boneka-boneka itu biasanya memiliki kemampuan magis, tetapi banyak film kurang mengeksplorasi sumber kekuatannya.
5. Bayangan cermin
Adegan bayangan seram di cermin termasuk formula yang mudah diprediksi penggemar horor. Biasanya, karakter tertentu melihat cermin di kamar tidur atau kamar mandi, lalu mengalihkan pandangan, dan muncul refleksi yang melibatkan makhluk seram. Masalahnya, ketika sang tokoh menengok ke cermin, penonton sudah mengantisipasi adegan mengejutkan berikutnya. Sebagai hasilnya, ketegangan tidak terbangun dan gagal menciptakan suasana horor. Sineas harus mencari cara lain yang menakutkan.
6. Rekaman orang hilang
Film The Blair Witch Project rilisan 1999 merevolusi sinema horor pada masanya. Selain menyeramkan, selebaran orang hilang dan pesan di media daring meyakinkan jutaan penontonnya bahwa adegan itu seolah benar-benar nyata. Hoaks rekaman itu sangat mengesankan, tapi ketika diadaptasi lagi dalam film-film horor masa kini, formulanya tidak bisa memberikan efek seram yang sama. Para pembuat film perlu mencari sudut yang unik, karena kini teknologi sudah berkembang pesat. Sejumlah adegan lain yang membuat penonton horor jenuh termasuk tokoh yang tersandung saat melarikan diri, anak yang terlihat aneh dan pendiam, sinyal ponsel hilang, serta kematian yang penuh siksaan. Bagaimanapun, penonton haus akan pengembangan aspek kreatif film horor.