Jumat 19 Jun 2020 21:33 WIB

Sejumlah Orang Kerap Jadi Mualaf Saat Zakir Naik Ceramah

Zakir Naik adalah seorang pendakwah terkait perbandingan agama.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Sejumlah Orang Kerap Jadi Mualaf Saat Zakir Naik Ceramah. Zakir Naik memeluk jamaah yang menjadi mualaf pada acara Dr Zakir Naik Indonesia Visit 2017.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Sejumlah Orang Kerap Jadi Mualaf Saat Zakir Naik Ceramah. Zakir Naik memeluk jamaah yang menjadi mualaf pada acara Dr Zakir Naik Indonesia Visit 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penceramah asal India, Zakir Naik kerap memberikan khutbah terkait dengan keislaman dan perbandingan agama. Beberapa orang non-Muslim biasanya juga ikut serta bergabung untuk dapat lebih mendalami Islam.

Pada akhir setiap khutbahnya, diadakan sesi tanya-jawab bagi yang ingin mengetahui lebih jauh tentang Islam. Beberapa orang dari non-Muslim mengajukan pertanyaan seputar Islam atau perbedaan dari agama yang mereka anut. Tak sedikit orang yang akhirnya memeluk Islam setelah Naik memberikan penjelasan terkait Islam.

Baca Juga

Zakir Naik biasa berkeliling ke berbagai negara untuk memberikan materi ceramah. Pada 2017, Zakir Naik juga melakukan safari dakwah ke Indonesia. Ia memberikan materi di beberapa kota di antaranya, Bandung, Jawa Timur, Bekasi, dan Makassar.

Sebelumnya Zakir Naik pernah menyampaikan materi yang bertajuk "Quran and Modern Science" saat ia berada di Makassar. Dalam prosesi tanya jawab itu, dimanfaatkan beberapa umat non-Muslim yang ingin menjadi mualaf untuk bertanya lebih lanjut. Tidak kurang dari lima orang yang sebelumnya beragama Kristen setelah mendengar ceramah Zakir Naik langsung memeluk Islam.

Kemudian dalam rangkaian safari dakwah di Bekasi, 15 orang juga menyatakan syahadat, dan menjadi mualaf di hadapan Zakir Naik. Latar belakang mereka masuk Islam pun beragam. Kuliah yang disampaikan di Stadion Patriot Bekasi dengan tema "Similarity Between Islam and Christianity", dengan peserta sekitar 40 ribu orang.

Dalam khutbahnya, Zakir Naik menjelaskan, rukun Islam kedua, sholat tidak hanya dicontohkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, tapi semua nabi. Hal itu pun disebutkan pula dalam Injil.

Menurut Zakir Naik, dalam Bahasa Inggris sholat berarti pray yang bisa diterjemahkan menjadi mencari pertolongan. Dalam surah Al Ankabut ayat 45, Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan sholat untuk mencegah manusia dari perbuatan keji dan munkar. Dalam Islam pula, sholat dikerjakan lima kali sehari.

Surah Taha ayat 11-12 menyatakan, Musa AS dibimbing Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk melepas alas kaki saat berada di Bukit Thuwa untuk bertemu Allah Subhanahu wa Ta'ala. Umum pula bagi Muslim tidak beralas kaki saat shalat. Islam juga mengharuskan wudhu sebelum seorang Muslim sholat.

"Tapi, kita boleh melepas sepatu maupun memakai sepatu saat sholat. Banyak Muslim yang tidak tahu soal ini. Sebab, Rasulullah minta Muslim membedakan diri dari Yahudi," kata Zakir Naik.

Cendekiawan Muslim dengan nama lengkap Zakir Abdul Karim Naik ini, selain seorang dai dan mubaligh, ia juga seorang penulis buku-buku keislaman dan perbandingan agama. Dokter medis itu sudah menjadi dai sejak 1991. Ia mendirikan Islamic Research Foundation (IRF) sebuah organisasi nirlaba yang memiliki dan menyiarkan jaringan saluran TV gratis Peace TV dari Mumbai, India.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement