Sabtu 20 Jun 2020 01:43 WIB

Pentingnya Festival Film Bagi Sineas Menurut Mouly Surya

Mouly Surya menyoroti pentingnya festival film, baik lokal maupun internasional.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Mouly Surya menyoroti pentingnya festival film, baik lokal maupun internasional (Foto: sutradara Mouly Surya)
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Mouly Surya menyoroti pentingnya festival film, baik lokal maupun internasional (Foto: sutradara Mouly Surya)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perolehan penonton dan keuntungan komersial merupakan hal penting dalam sebuah produksi karya film. Tidak hanya itu, sutradara Mouly Surya juga menyoroti pentingnya festival film bagi sineas, baik festival lokal, nasional, maupun internasional.

Peraih predikat sutradara terbaik di Festival Film Indonesia 2018 itu mengatakan, festival menjadi wadah bagi karya film untuk berkembang dan menemukan penontonnya. Terutama, kata Mouly, jika sineas ingin menyasar pasar lain di luar wilayah produksi.

Baca Juga

"Film untuk dijual ke teritori lain cukup susah, tapi begitu masuk festival, misalnya Cannes, minimal pasti kejual. Itu alasan bisnis dan ekonomi yang paling spesifik, untuk distribusi memang punya kekuatan," ujarnya.

Awalnya, Mouly tidak banyak memikirkan aspek tersebut dan merasa fungsi festival untuk pembuat film masih samar. Dia sempat berada pada satu titik di mana dirinya hanya berkarya menghasilkan film dan tidak terlalu memedulikan komponen lainnya.

Mouly pun dulu hanya tahu segelintir festival film, dengan modal mencari informasi di internet. Festival internasional yang dia ketahui semula sebatas Festival Film Cannes yang berlangsung di Prancis dan Festival Film Internasional Busan di Asia.

Busan menjadi festival pertamanya pada 2008, yang kala itu masih bernama Festival Film Pusan. Mouly membawa film arahannya, Fiksi di mana dia juga menulis skenario bersama Joko Anwar. Film diperankan Ladya Cheryl, Donny Alamsyah, dan Kinaryosih.

Sinema tersebut tidak laris secara komersial di Tanah Air, tetapi menuai berbagai penghargaan dan disambut baik di sejumlah festival. Sejak itu, Mouly menyadari arti penting festival dan selalu datang ke ajang mana pun yang mengundangnya.

Dia menyimak banyak karya, berjejaring, bahkan mendapat rekan untuk koproduksi. Karya lain Mouly, What They Don't Talk About When They Talk About Love serta Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak juga berjaya di sejumlah festival.

Hikmah lain, festival film membuat Mouly memiliki representatif di Hollywood. "Ketika di Cannes, ada agen menonton Marlina dan keesokan harinya kirim email, dia bilang suka sama karyanya dan menawarkan menjadi rep," ucap perempuan 39 tahun itu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement