REPUBLIKA.CO.ID, Peluk Islam Karena Berkeadilan, Ubah Nama Jadi Hajar
JAKARTA -- Perenungan Yamilia selama bertahun-tahun akan alam semesta, keberadaan kehidupan dan kematian, akhirnya membawanya pada titik kebenaran akan Islam. Gadis Amerika berusia 28 tahun ini merupakan mahasiswa studi sosial di University of Missouri, Columbia.
Setelah meyakini akan Islam, Yamilia memutuskan bersyahadat dan kemudian mengubah namanya menjadi Hajar. Dia menyukai nama ini karena itu adalah nama ibu Nabi Ismail atau istri dari Nabi Ibrahim, yang juga merupakan leluhur dari Nabi Muhammad SAW.
Hajar mulai belajar tentang Islam dua tahun sebelum akhirnya menemukan kebenaran yang telah dia lewatkan dalam kehidupan materi di Amerika Serikat. Penelitian tentang kehidupan dan sosialnya membuat Yamilia amat menderita lantaran dia tidak dapat menemukan jawaban yang meyakinkan. Baginya, budaya materialistis Amerika tidak bisa menyelesaikan masalah-masalah mendasar tersebut.
Dia sempat mendengar tentang Islam. Namun, pandangannya menyimpang, karena dia mendengar Islam mendiskriminasi perempuan dan merupakan agama kekerasan dan kejam. Kala itu, Hajar tidak mengetahui apa-apa tentang Islam.
Namun kemudian, Hajar bertutur ia mulai belajar tentang Islam. Dia kemudian menemukan kemurnian dari ajaran Islam dan penolakan agama ini terhadap kekuatan materialistis. Saat itu, dia terus belajar lebih banyak untuk mendalami Islam. Hajar mengaku dia sangat kesulitan mempelajari Islam pada awalnya, sebab tidak ada cukup buku-buku yang jujur tentang Islam dalam bahasa Inggris.
"Saya mencintai Islam, karena ini adalah agama yang berkeadilan dalam hak, adil, kebebasan individu dan sebagainya. Islam memberi kebebasan individu dan peran hidup serta tanggung jawab atas tindakannya. Saya mulai semakin mengerti tentang Islam dan sebagai hasilnya memeluk Islam," ungkap Hajar, dilansir di Islamweb.net.
Tatkala Hajar memeluk Islam, dia merasakan tanggung jawab agamanya terhadap Allah dan Islam. Karena itu, dia mulai berdakwah dan menyerukan tentang kebenaran yang ia raih.
Hajar juga merasakan keinginan kuat untuk menunjukkan kepada orang Amerika soal hasil dari penelitiannya. Pasalnya, masyarakat Amerika tidak memiliki pengetahuan yang benar tentang Islam karena distorsi Islam di Barat yang sengaja dilakukan oleh musuh-musuhnya dan para orientalis yang jahat.
Setelah masuk Islam, Hajar menunjukkan perubahan sepenuhnya dari seorang wanita muda Amerika yang ceroboh menjadi seorang yang bertanggung jawab, sederhana perilakunya dan hidupnya dikendalikan oleh sejumlah ajaran Ilahi. "Tujuan mulia saya adalah berjuang di jalan Islam melawan kapitalisme, tirani dan kejahatan yang memerintah dunia sekarang. Islam adalah satu-satunya solusi semua penderitaan ini serta kelaparan, perang, dan lainnya," ujarnya.
Bagi Hajar, Islam adalah satu-satunya solusi. Menurutnya, Islam adalah satu-satunya agama sejati yang menawarkan solusi, sistem dan prinsip untuk masalah sosial, politik dan ekonomi dunia. Hajar juga menyebut Islam sebagai cara hidup yang sesuai dengan sifat dikotomis manusia, jiwa dan tubuh, seperti firman Allah yang kemudian ditunjukkan dan dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW.
"Saya menemukan solusi masalah-masalah filosofis dalam Islam yang memberi saya waktu yang sangat sulit meneliti dan membaca," katanya.
Hajar berbicara dengan jujur dan ekspresif seperti yang dirasakan orang. Hajar juga mengucapkan beberapa ekspresi Arab.
Menurutnya, Islam bukan sekadar ibadah, tetapi merupakan sistem yang koheren dari perjalanan kehidupan. Ia mengatakan, jihad untuk kesetaraan, persamaan dan keadilan adalah gambaran paling penting dari Islam dan yang paling dibutuhkan saat ini.
Setelah menjadi mualaf, Hajar juga berupaya menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan dan pribadinya. Ia telah mengenakan jilbab sejak memeluk Islam. Tidak hanya itu, gaya hidupnya pun disesuaikan dengan ajaran Islam. Hajar mulai melakukan sholat wajib tepat waktu. Dia juga hafal sebagian dari ayat Alquran untuk sholat.
Hajar mengatakan, dia menyukai masalah atau kesukaran demi agamanya. Banyak Muslim disiksa, namun mereka tidak pernah menyerah.
Hal ini yang menyebabkan dia siap mentoleransi kesulitan untuk kembali ke Islam. Dia lantas menegaskan tidak akan peduli dengan apa pun, kecuali Islam.
Hajar juga berbicara soal Palestina. Dia meyakini Palestina adalah tanah Islam dan Arab yang secara hukum harus diberikan kepada warga Palestina.
Dia terkadang berbicara tentang masalah ini untuk menegaskan klaim Islam tentang Palestina. Di sini, Hajar berupaya menunjukkan diri sebagai wanita Amerika yang membela hak-hak Muslim dan menyebarkan Islam di Amerika.