Ahad 21 Jun 2020 17:04 WIB

Tol Laut Diupayakan Maksimal Meski Pandemi

Kemenhub tengah berupaya semaksimal mungkin agar tol laut dapat lebih baik.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Program Tol Laut (ilustrasi). Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan tol laut tetap dimaksimalkan meski saat kondisi pandemi Covid-19.
Foto: Humas Ditjen Hubla
Program Tol Laut (ilustrasi). Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan tol laut tetap dimaksimalkan meski saat kondisi pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan tol laut tetap dimaksimalkan meski saat kondisi pandemi Covid-19. Budi menegaskan kelancaran pengiriman logistik perlu dilakukan, salah satunya dengan mengoptimalkan layanan tol laut. 

"Tol laut di tengah pendemi ini diharapkan mampu menjaga berlangsungnya pasokan logistik ke seluruh wilayah Indonesia," kata Budi di Jakarta dalam keterangan tertulisnya, Ahad (21/6). 

Baca Juga

Untuk memaksimalkan tol laut, Budi menilai industri pelayaran memiliki peran penting untuk mendukung program tersebut. Terlebih, menurut Budi, Indonesia merupakan negara kepulauan yang dihubungkan melalui jalur laut. 

"Untuk itu, pelayaran swasta nasional diharapkan bisa ikut terlibat aktif dalam program tol laut dengan melayani beberapa trayek yang diselenggarakan Kementerian Perhubungan," kata Budi. 

Budi memastikan, Kemenhub tengah berupaya semaksimal mungkin agar tol laut dapat lebih baik memberikan layanan kepada masyarakat di seluruh Indonesia. Khususnya, bagi masyarakat yang berada di bagian timur Indonesia. 

"Untuk memaksimalkan tol laut butuh peran semua pihak agar benar-benar dapat memaksimalkan kapasitas angkut yang ada di dalam kapal sehingga dapat menurunkan disparitas harga," kata Budi.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement