Senin 22 Jun 2020 03:16 WIB

India akan Memasarkan Obat untuk Pasien Covid-19

Obat yang akan dipasarkan memiliki nama Covifor.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Novel Coronavirus (2019-nCoV) atau virus corona jenis baru yang disediakan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Foto: CDC via AP
Ilustrasi Novel Coronavirus (2019-nCoV) atau virus corona jenis baru yang disediakan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Regulator obat India telah memberikan lampu hijau kepada Hetero Labs untuk memproduksi dan memasarkan versi generik dari remdesivir pengobatan virus korona. Pengobatan ini merupakan hasil eksperimental Gilead Science, sebuah perusahaan farmasi India.

Obat yang akan dipasarkan memiliki nama Covifor dan dijual dengan harga antara 5.000 hingga 6.000 rupee untuk dosis 100 miligram. Menurut laporan Indian Express, India Cipla telah menerima persetujuan dari Badan Pengawas Obat-Obatan India (DGCI) untuk memproduksi dan memasarkan obat tersebut. Namun, Cipla dan DGCI tidak dapat dihubungi untuk mengkonfirmasi hal tersebut.

Baca Juga

Gilead Scineces menandatangani lisensi non-eksklusif bulan lalu dengan lima produsen obat generik yang berbasis di India dan Pakistan, untuk memperluas pasokan pengobatan bagi pasien Covid-19. Pakta tersebut memungkinkan Jubilant Life Sciences Ltd, Cipla, Hetero Labs, Mylan NV dan Ferozsons Laboratories Ltd untuk membuat dan menjual obat di 127 negara.

Sebelumnya, India melaporkan lonjakan infeksi virus korona sehari setelah pemerintah New Delhi memerintahkan rumah sakit untuk membatalkan cuti sehingga pekerja bisa kembali bertugas. Kementerian Kesehatan India melaporkan peningkatan 14.516 kasus dalam satu hari, sehingga totalnya menjadi 395.047 dengan 12.948 kematian.

Kini, India menjadi negara keempat di dunia dengan jumlah virus korona tertinggi setelah Amerika Serikat, Brasil, dan Rusia. Sejumlah negara terus mengevakuasi warganya dari India, di tengah kekhawatiran rumah sakit di kota-kota besar seperti Delhi dan Mumbai yang mulai kewalahan.

Sejak Maret, sejumlah negara termasuk Jerman, Prancis, Italia, Belgia, Belanda, Ukraina, Israel, Cina dan Malaysia telah meminta pemerintah untuk memungkinkan mereka mengevakuasi warganya dari India. Hal ini karena jumlah infeksi virus korona di India terus merangkak naik.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement