Selasa 23 Jun 2020 01:20 WIB

Gelombang Kedua Covid-19 di Korsel Dimulai Saat Pelonggaran

Gelombang kedua Covid-19 di Korsel muncul sejak awal Mei.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah orang mengambil selfie di sebuah taman di Seoul, Korea Selatan, Kamis (11/6). Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mengaku tengah berjibaku melawan paparan virus Covid-19 gelombang kedua.
Foto: AP / Ahn Young-joon
Sejumlah orang mengambil selfie di sebuah taman di Seoul, Korea Selatan, Kamis (11/6). Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mengaku tengah berjibaku melawan paparan virus Covid-19 gelombang kedua.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mengaku tengah berjibaku melawan paparan virus Covid-19 gelombang kedua. Otoritas setempat mengatakan bahwa gelombang kedua virus yang muncul pertama kali di Wuhan, China itu terjadi sejak awal Mei lalu.

Seperti diwartakan Reuters, Senin (22/6) otoritas kesehatan Korsel mengatakan bahwa kasus awal gelombang kedua itu terjadi saat pemerintah melonggarkan kebijakan pembatasan sosial. Mereka mengonfirmasi bahwa jumlah kasus baru yang muncul sudah menyentuh dua digit di tingkat bawah.

Baca Juga

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) Jeong Eun-kyeong mengatakan bahwa liburan akhir pekan di awal Mei menandai awal gelombang infeksi baru tersebut. Dia melanjutkan, sebagian paparan kasus terjadi di Seoul dan menyebar ke wilayah lainnya.

KCDC sebelumnya mengatakan gelombang pertama Korea Selatan tidak pernah benar-benar berakhir. Mereka lantas mengingatkan pemerintah untuk meningkatkan kewaspadaan di tengah munculnya paparan gelombang kedua tersebut.

Kantor berita Korsel, Yonhap melaporkan bahwa ada 17 kasus baru termasuk 11 infeksi lokal. Minimnya temuan ini disebut-sebut lantaran mengendurkan testing yang dilakukan pada akhir pekan.

Jumlah tersebut lantas menambah total paparan menjadi 12.438 kasus. KCDC mengatakan bahwa penambahan kasus harian di Korsel terakhir terjadi pada 26 Mei lalu. Saat itu jumlah kasus harian Covid-19 turun hingga di bawah 20.

Jeong mengatakan, gelombang kedua Covid-19 tampaknya dimulai dari infeksi kluster sporadis di wilayah metropolitan Seoul pada awal Mei. Sedangkan pemerintah Korsel memprediksi bahwa gelombang lanjutan itu baru akan muncul di musim gugur atau musim dingin.

"Perkiraan kami ternyata salah. Selama orang memiliki kontak dekat dengan orang lain, kami percaya bahwa infeksi akan terus berlanjut," katanya.

Bersamaan dengan munculnya kasus baru tersebut maka KCDC merekomendasikan masyarakat untuk kembali membatasi kegiatan di luar rumah. Mereka juga menegaskan bahwa warga harus menggunakan masker kalau keluar dan menjaga jarak paling tidak dua meter dari orang lain.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement