REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Daniel Ricciardo mengungkapkan alasannya memutuskan pindah ke McLaren untuk musim Formula 1 tahun depan ketika ia baru satu tahun memperkuat Renault. Ricciardo mengambil resiko pindah ke tim bermarkas di Woking itu ketimbang bertahan di Renault, yang notabene tim pabrikan yang memiliki fasilitas dan bujet yang lebih besar.
Namun tahun pertama sang pebalap Australia itu di Renault tak bisa dibilang memuaskan. Ricciardo mengakhiri musim 2019 di peringkat sembilan, hasil terburuknya sejak 2013, dengan hanya delapan kali mencetak poin tanpa finis podium sekalipun.
Bahkan McLaren, yang sama-sama menggunakan power unit Renault musim itu, bangkit untuk memuncaki klasemen tim papan tengah, setelah tahun-tahun buruknya bersama Honda.
"Mereka (McLaren) adalah tim yang paling banyak membuat suara, Mercedes memenangi kejuaraan lagi, tapi jelas bahwa McLaren adalah tim yang membuat kemajuan paling besar dari semuanya, itu sangat menggembirakan bagi mereka dan itu benar-benar apa yang bisa kalian gunakan sebagai dasar untuk melenggang ke masa depan," kata Ricciardo seperti dilansir laman resmi F1, beberapa waktu lalu.
McLaren akan menjadi tim kelima bagi Ricciardo di F1, setelah debut dengan HRT pada 2011 sebelum pindah ke Toro Rosso, Red Bull dan Renault. Kabar pindahnya Ricciardo keluar berbarengan dengan pengumuman Sebastian Vettel yang akan meninggalkan Ferrari tahun ini untuk digantikan oleh Carlos Sainz.
"Aku rasa jelas pengumuman Vettel atau kabar dengan Ferrari itu seperti memicu semuanya, dan dengan cepat semua tertuju ke Carlos dan hal-hal lainnya," katanya.
Hal itu membuat Ricciardo harus menentukan masa depannya dengan segera di saat musim balapan tertunda karena pandemi virus corona. Pebalap berusia 30 tahun itu kini akan menjalani tahun keduanya dan terakhir bersama Renault ketika F1 akan restart pada 5 Juli nanti di Austria.
McLaren sendiri akan meninggalkan Renault dan beralih menggunakan power unit Mercedes, salah satu mesin terkuat dan paling bisa diandalkan di grid, mulai 2021.