REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Bank Sentral China menyuntikkan likuiditas ke pasar uang sebesar 120 miliar yuan atau setara Rp 240 triliun pada Senin (22/6), melalui operasi reverse repo. Suntikan dana tersebut bertujuan untuk menjaga kondisi keuangan China dari dampak Covid-19.
"Langkah ini dimaksudkan untuk menjaga likuiditas yang stabil dalam sistem perbankan," kata bank sentral dikutip Xinhua, Selasa (23/6).
Adapun suntikan likuditas tersebut terdiri atas 40 miliar yuan dengan tingkat bunga 2,2 persen dan 80 miliar yuan dengan tingkat bunga 2,35 persen. China akan mengejar kebijakan moneter yang bijaksana dengan cara lebih fleksibel dan tepat.
China akan menggunakan berbagai instrumen agar likuiditas tetap terjaga. Di antaranya, pengurangan rasio, pengurangan suku bunga, dan pinjaman ulang.
Reverse repo sendiri adalah instrumen yang memungkinkan bank sentral membeli surat berharga dari bank komersial melalui penawaran, dengan perjanjian untuk menjualnya kembali di masa depan.