REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Saudara laki-laki Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Hsien Yang, mengatakan, dirinya telah bergabung dengan partai oposisi yang bersaing melawan PM Lee Hsien Loong pada pemilihan umum (pemilu) 10 Juli mendatang. Namun demikian, ia tidak yakin apakah akan mencalonkan diri sebagai kandidat atau tidak.
Lee Hsien Yang, putra sang pendiri Singapura modern Lee Kuan Yew, terlibat dalam perselisihan dengan saudara lelakinya atas rumah almarhum ayahnya. Dia mengatakan kepada Reuters, dirinya telah bergabung dengan partai baru, Partai Kemajuan Singapura (PSP).
Hsien Yang mengkritik partai Lee Hsien Loong, People's Action Party (PAP), yang didirikan oleh ayah mereka dan mengatur negara sejak kemerdekaannya pada 1965. Tahun lalu Hsien Yang mengatakan bahwa PAP telah kehilangan arah. Dia pun mendukung prinsip-prinsip maupun nilai-nilai PSP.
PSP dipimpin oleh Tan Cheng Bock, mantan anggota parlemen PAP yang menjadi terkenal dengan hampir mengalahkan kandidat yang didukung oleh Perdana Menteri Lee Hsien Loong dalam pemilihan presiden 2011. "Kita akan lihat," kata Lee Hsien Yang ketika ditanya apakah dia akan maju sebagai kandidat.
PSP mengatakan bahwa mereka menyambut Lee Hsien Yang sebagai anggota. "Sudah waktunya untuk berubah," kata partai itu.
PM Hsien Loong sebelumnya menyerukan pemliu dini meski tengah terjadi wabah Covid-19. "Perjuangan panjang masih terbentang di depan. Pemilu sekarang, saat kondisi relatif stabil, akan memberikan jalan dan memberi mandat baru selama lima tahun bagi pemerintahan baru. Mereka kemudian bisa fokus pada agenda nasional dan pada keputusan sulit yang harus dibuat dan dijalankan," ujar PM.
Pemilu dini digelar karena tak ada jaminan bahwa wabah Covid-19 di negara tersebut akan berlalu pada April 2021, yaitu ketika pemerintahan saat ini berakhir masa jabatannya. Karena itulah, parlemen dibubarkan untuk membuka jalan menuju pemilu. Departemen Pemilu Singapura menyatakan pemilu akan digelar 10 Juli.