Jumat 26 Jun 2020 18:20 WIB

Ekonomi Syariah Bakal Jadi Mata Pelajaran di Sekolah

BUMN juga harus memperkuat penelitian keilmuan ekonomi syariah.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: Islamitijara.com
Ekonomi syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia siap memfasilitasi pendidikan ekonomi syariah di tingkat sekolah. Sekretarsi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Paristiyanti Nurwardani menyampaikan potensi murid di Indonesia sangat potensial untuk membantu pengembangan ekonomi syariah.

"Kami siap bekerja sama untuk menciptakan generasi yang unggul dan pemimpin masa depan, termasuk di sektor ekonomi syariah," katanya dalam Webinar Pentingnya Pendidikan Syariah Sejak Dini, Jumat (26/6).

Baca Juga

Saat ini jumlah murid di Indonesia dari jenjang PAUD hingga perguruan tinggi mencapai 68,7 juta orang dengan jumlah sekolah sebanyak 307.655 sekolah. Paristiyanti menyampaikan kebijakan ekonomi eyariah melalui pendidikan harus dipastikan berjalan dan ditangani langsung oleh Wakil Presiden RI yang merupakan Ketua Harian KNEKS.

Otoritas harus punya standar monitoring dan evaluasi terhadap 734 program study yang ada apakah itu programnya sudah dikerjakan. Kemendikbud menawarkan juga kerja sama Pentahelix dibantu Bank BUMN untuk Literasi Ekonomi Syariah dan Penguatan Prodi Ekonomi Syariah.

Selain itu juga perlunya pendampingan peningkatan mutu prodi ekonomi syariah. Sesuai mandat dari Menteri Pendidikan, program pendidikan perlu mengimplementasikan kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka untuk akselerasi kualitas program studi rumpun ekonomi syariah dan sebagai literasi ekonomi syariah di masyarakat.

"Tanpa penelitian yang spesifik mungkin kita akan sulit mengejar Malaysia," katanya.

BUMN juga harus memperkuat penelitian keilmuan ekonomi syariah. Ia menyampaikan budaya ekonomi syariah perlu digalakkan sejak PAUD, SD, SLTP, SLTP, SLTA, PT secara terintegrasi. Dengan demikian, masyakakat indonesia bisa menjadi peradaban basis ekonomi syariah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement