REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Banyak dari kita di luar sana yang sedang mengalami kesulitan dengan ujian rezeqi yang kita dapatkan dari Allah SWT. Beberapa orang kehilangan pekerjaan. Bisnis beberapa orang sedang menderita atau bahkan sedang bangkrut
Pendakwah asal Sheffield Inggris, Ustadzah Ameenah Blake asal Sheffield, mengakui memang kita mulai merasa takut namun itu benar-benar perasaan alami, Allah berfirman dalam Alquran surat Adz-Dzariyat ayat 58:
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ “Sesungguhnya Allah Dialah Mahapemberi rezeki yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.”
"Mengapa saya menggunakan ayat-ayat ini di sini? Karena tentu saja Ar-Razzaq adalah hal utama yang kami pikirkan di sini. Tetapi kita juga perlu berpikir mengapa Allah menempatkan dua nama-Nya yang lain bersama dengan Ar-Razzaq," ujar dia.
Mereka adalah sifat yang sangat mirip. Sifat Allah SWT Mahapemberi rezeki. Mengapa? Karena ketika kehilangan rezeki, Allah SWT menguji dengan mengambil sesuatu dari kita atau dengan menahannya dari kita. Atau bahkan memiliki perpindahan antara satu jenis rezeki dan jenis rezeki lainnya.
“Sehingga kita tidak mengetahui masa depan. Kita sering kehilangan kekuatan. Kita kehilangan hati dan merasa lemah secara emosional serta rentan,” ujar dia.
Jadi, dapatkah Anda melihat sekarang bahwa Allah memberi kita harapan dan keamanan bahwa rezeki berasal dari sumber yang kuat?
"Allah, di sini berkata kepadamu, saudara-saudaraku, jangan khawatir. Santai saja, lakukan hal-hal yang harus kamu lakukan. Cari alternatif rezeki dan Allah adalah Mahakuat yang ada di belakang kita untuk membantu dan mendukung kita," jelas dia.
Dalam bahasa Arab, rezeki berarti menerima sesuatu yang bermanfaat bagi kita. Terkadang, sebagian dari kita akan mendapatkan rezeki kita dari tempat yang tidak bagus untuk kita. “Terkadang, Allah akan mengganti rezeki ini dengan sesuatu yang lebih bermanfaat bagi kita,” ujar dia.
Allah SWT selalu membimbing kita untuk apa yang paling bermanfaat. Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa, jiwa tidak akan mati sebelum mendapatkan semua ketentuan yang telah ditentukan untuk itu.
Jadi tidak perlu khawatir tentang ini. Ketika sesuatu hilang kita bisa panik, kita bisa merasakan kehilangan kendali kita bisa merasakan pemikiran negatif yang masuk.
Ketika ibu kita, Hajar istri dari Nabi Ibrahim AS, berlari di antara pegunungan Safa dan Marwa di tengah panasnya gurun pasir, dia memiliki bayi yang menangis.
Ketakutan pasti mencengkeramnya, bukan? Tetapi, dia melakukan beberapa hal penting. Dan ini adalah hal-hal yang harus kita lakukan yang kita rasakan dalam posisi ini, dia percaya pada Allah.
Dia menerima situasi itu. Ketika suaminya, Nabi Ibrahim, berjalan menjauh darinya. Dia tidak berlari mengejarnya. Dia lebih percaya padanya dan lebih dari itu dia percaya pada Allah. Dia memiliki Tawakkal kepada Allah.
"Saya yakin bahwa dia pasti berdoa dan meminta bantuan kepada Allah. Apakah dia mengharapkan sumur Zamzam muncul? Tidak, tentu saja tidak. Apakah dia mempercayai Tuhannya dalam waktu yang tidak pasti? Dia melakukannya. Apakah dia mendapatkan hasil karena kepercayaan itu? Iya. Lihatlah sekarang apa yang kita peroleh dari kepercayaannya kepada Allah SWT," jelas dia.
Terkadang, kita melihat kerugian lebih dari kita melihat keuntungan. Sebenarnya kita menyadari bahwa manfaat yang kita peroleh dari kerugian, bahkan hanya saja kita dipaksa bersandar kepada Allah untuk mendapatkan keuntungan itu.
Kemudian, kami menyadari bahwa kami telah beralih ke sesuatu yang lebih bermanfaat, apakah itu jenis rezeki yang berbeda atau rezeki yang lebih. Percayalah pada Ar-Razzaq, dia akan menyediakan bagi Anda sama seperti Dia menyediakan bagi hewan-hewan dan burung-burung yang keluar di pagi hari dan kembali dengan bekal.
Rasulullah SAW memberi tahu kami, "Siapa pun yang bangun dengan selamat di rumahnya dan sehat dalam tubuhnya dan memiliki bekal untuk zamannya, akan memperoleh semua harta duniawi yang dia butuhkan." (HR Tirmidzi).