REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 membuat bisnis menjadi lebih menantang. Hingga Mei 2020 saja, jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, penjualan di sektor ini sudah turun hingga 40 persen. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penurunan terbesar berada di segmen kendaraan penumpang nonsedan, seperti MPV dan SUV.
Isuzu juga ikut merasakan dampak kerasnya 'pukulan' virus korona terhadap penjualan. Marketing Division Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia Attias Asril menjelaskan, pertumbuhan pasar kendaraan komersial Isuzu turun hingga 42,8 persen (year to date Mei 2020).
"Berbeda dengan segmen kendaraan penumpang, sektor kendaraan niaga itu langsung merasakan jika ada gangguan ekonomi. Makanya begitu pertumbuhan ekonomi turun, pasar niaga langsung terjun," kata dia dalam konferensi virtual yang diadakan oleh Forum Wartawan Otomotif (Forwot) bertajuk "Proyeksi Segmen Kendaraan Niaga Pascapandemi di Indonesia', Jumat (26/6).
Selama ini, di Indonesia Isuzu memang lebih fokus untuk mengembangkan pasar kendaraan komersial. Karenanya, dampak Covid-19 langsung dirasakan perusahaan. Melihat perkembangan yang ada, Attias mengatakan bahwa penurunan penjualan akan terus terjadi hingga akhir tahun ini. Bahkan, dia belum bisa memperkirakan kapan kondisi pasar bakal kembali normal.
Jika merujuk data yang dikeluarkan Gaikindo (ytd Mei 2020), maka terlihat fenomena yang cukup menarik. Meskipun mengalami penurunan dari sisi volume, namun Isuzu justru dapat meningkatkan penguasaan pasar (market share).
Hingga Mei 2020, Isuzu telah melakukan penjualan sebesar 6.792 unit. Angka itu memang turun 27,9 persen dibandingkan ytd 2019. Akan tetapi, penguasaan pasarnya naik dari 2,4 persen menjadi 2,6 persen.
Tak hanya penjualan total, di setiap segmen pun, perusahaan asal Jepang ini mengalami kenaikan market share. Di segmen truk ringan, penguasaan pasar Isuzu Elf justru naik tipis 1,5 persen, yakni dari 21 persen (5.207 unit) menjadi 22,5 persen (3.653 unit).
Kenaikan juga terjadi di segmen truk medium duty. Isuzu Giga mampu meningkatkan penguasaan pasar sebanyak 3,6 persen, yaitu dari 12 persen (1.284 unit) menjadi 15,5 persen (701 unit).
Produk lainnya, Isuzu Traga juga mencatatkan kenaikan market share sebesar 9,8 persen di segmen pikap. Traga terjual sebanyak 2.064 unit (14,9 persen) pada 2019. Tahun ini, penjualannya mencapai 1.865 unit dengan penguasaan pasar naik menjadi 24,8 persen.
Menyikapi fenomena ini, Attias menjelaskan bahwa kenaikan penguasaan pasar Isuzu tidak lepas dari strategi segmentasi yang diterapkan perusahaan. Isuzu, kata dia, telah melihat bahwa penetrasi produk di segmen-segmen ini memang akan meningkat.
Hal ini sejalan dengan tren perilaku masyarakat yang mulai banyak mengandalkan jasa kirim barang dalam kehidupan sehari-hari.
"Pada masa Covid-19 ini pun mapping bisnis berubah. Jasa kirim barang ternyata semakin dibutuhkan. Mulai dari kirim makanan, barang retail, logistik, belanja daring, dan lain-lain. Nah, ini sesuai dengan fokus segmentasi perusahaan," papar dia.
Attias menjelaskan, segmentasi yang dipilih perusahaan merupakan sektor bisnis yang justru meningkat pada saat terjadi pandemi Covid-19. Karenanya, otomotif memang menjadi salah satu sektor bisnis yang merasakan langsung dampak Covid-19. Akan tetapi, di sisi lain, Isuzu masih bisa melakukan peningkatan market share.
"Bagi kami yang penting begitu roda bisnis bergerak akan tercipta peluang bagi kendaraan komersial unutk berkembang. Yang kami pantau bagimana sejauh mana pergerakan bisnis ini setelah masa transisi berakhir," kata dia.