Sabtu 27 Jun 2020 20:44 WIB

Mentan Ingin Pola Budidaya SOM Kopeng Diperluas

Pola budidaya SOM bisa diduplikasi di daerah berkontur tanah dan agroklimat serupa.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (depan) berdialog dengan Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Citra Muda Getasan, Sofyan Adi Cahyono di sela meninjau kebun Sayuran Organik Merbabu (SOM) di Dusun Sidomukti, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Sabtu (27/6). Mentan ingin polsa budidaya SOM dikembangkan di daerah lain guna memperkuat perekonomian nasional dari sektor pertanian.
Foto: Republika/bowo pribadi
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (depan) berdialog dengan Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Citra Muda Getasan, Sofyan Adi Cahyono di sela meninjau kebun Sayuran Organik Merbabu (SOM) di Dusun Sidomukti, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Sabtu (27/6). Mentan ingin polsa budidaya SOM dikembangkan di daerah lain guna memperkuat perekonomian nasional dari sektor pertanian.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Terkesan dengan usaha budidaya sayuran organik Merbabu (SOM) para petani milenial Citra Muda Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo bakal mengadopsi dan mengembangkan sentra sayuran organik di daerah lain di Tanah Air.

Baca Juga

Menurut Syahrul, pertanian organik menunjukkan prospek sektor pertanian cukup besar. Hal itu membuatnya tertarik untuk menduplikasi pola budidaya SOM ke semua daerah dengan kontur tanah dan agroklimat seperti Kabupaten Semarang tersebut.

Saat disinggung di mana saja pola usaha pertanian organik ini bakal diduplikasi, Syahrul mengaku saat ini masih menyusun pemetaannya. Namun, ia menilai duplikasi bisa dilakukan di Sumatra Utara, Sulawesi bahkan di Papua.

"Kita berharap anak-anak Semarang ini bisa kita ajak keluar tidak hanya di daerahnya sendiri, untuk berbagi pengalaman dan ilmu ke daerah lain," ucap Syahrul di sela-sela kunjungan ke perkebunan SOM di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (27/6).

Ia berharap perluasan pertanian yang dikembangkan komunitas milenial itu bisa mendukung sektor pertanian lebih produktif. Apalagi dalam menjawab tantangan-tantangan akibat Covid-19 ke depan.

Sebab salah satu jawaban dari dampak Covid-19 yang paling pasti adalah sektor pertanian. "Karena matahari kita, alam kita memberikan ruang yang cukup untuk kita bisa bertahan," kata Syahrul.

Sebab, setiap membutuhkan makan dan makanan adalah hasil pertanian. Jadi, hasil pertanian bisa dijual baik untuk lokal, nasional, maupun ekspor.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement