REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mercedes meluncurkan corak mobil barunya untuk musim 2020 yang sempat tertunda. Dalam corak ini, mobil yang dikendarai Lewis Hamilton tampak sekali perlawanannya terhadap anti rasisme. Dilansir dari independent, Senin (29/6), mobil Hamilton dicat hitam sebagai bentuk dukungan kampanye Black Lives Matters.
Mobil tersebut akan membawa pesan “End Racism” serta “Race We Race As One” yang merupakan slogan dari kampanye anti rasisme di F1 yang diluncurkan minggu lalu. Hamilton adalah salah satu pembalap yang gencara perang terhadap tindakan rasis.
Kematian George Floyd, pria kulit hitam oleh polisi berkulit putih di Amerika Serikat mengundang reaksi dari berbagai kalangan di dunia. Mereka mengecam tindakan rasis tersebut. Bahkan demo besar-besar terjadi di AS dalam beberapa hari karena kasus tersebut.
Beberapa hari lalu, juara dunia Formula Satu (F1) asal Inggris mendesak negara-negara di dunia menghapus simbol rasis. Itu sebagai respon ketika demo di Bristol yang menyuarakan anti rasis serta meluapkan kemarahan terhadap kematian George Floyd di Amerika Serikat merobohkan patung seorang pedagang budak abad ke-17, Edward Colston, Ahad (7/6).
Introducing our new 2020 livery 🖤 A pledge to improve the diversity of our team and our sport, and a signal of the Team’s commitment to fighting racism and discrimination in all its forms. pic.twitter.com/ZYzCsFl6Mv
— Mercedes-AMG F1 (@MercedesAMGF1) June 29, 2020
Hamilton memberikan rasa hormat kepada para demonstran anti-rasisme karena merobohkan patung tersebut. Pembalap Mercedes ini mendesak negara di dunia menerapkan penghapusan simbol-simbol rasis secara damai di negara masing-masing.
Hamilton telah membuat beberapa pernyataan di tengah masifnya protes anti-rasisme global. Ia juga marah atas kematian Floyd. Floyd, pria berkulit hitam berusia 46 tahun meninggal di tangah polisi di Minneapolis, Amerika setelah seorang polisi menancapkan lututnya ke leher Floyd selama Sembilan menit hingga tewas.
Hamilton juga mengatakan patung Colston tidak boleh ada lagi setelah demonstran melemparkannya ke sungai. Menurut Hamilton jika demonstran tak menurunkan patung tersebut itu sama artinya menghormati pedagang budah yang rasis.
"Ada pembicaraan tentang itu akan menjadi museum. Patung lelaki itu harus tetap di sungai seperti 20.000 jiwa Afrika yang meninggal dalam perjalanan ke sini dan dibuang ke laut, tanpa penguburan atau peringatan. Dia mencuri mereka dari keluarga, negara dan dia tidak harus dirayakan!," kata Hamilton dilansir dari BBC, Selasa (9/6).
Tak lama kemudian Hamilton juga membuat pernyataan di twitter pribadinya menanggapi tanggapan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump terhadap protes warga Amerika atas kematian Floyd. pembalap 35 tahun tersebut memposting gambar dengan slogan ‘Black Lives Matter’ yang ditulis di jalan menuju Gedung Putih dan menulis caption ‘Dan jangan lupakan itu’.