Senin 29 Jun 2020 19:41 WIB

Bahaya Covid-19 yang tak Kunjung Dipahami Masyarakat

Presiden Jokowi mengeluhkan sosialisasi bahaya Covid-19 yang belum optimal.

Red: Indira Rezkisari
Warga menutup jalan akses masuk lorong permukiman dengan gerobak yang terpasang spanduk penolakan mengikuti tes diagnostik cepat (Rapid Test) COVID-19 di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (8/6/2020). Penolakan rapid test dinilai akibat kurangnya sosialisasi bahaya Covid-19 di masyarakat.
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Warga menutup jalan akses masuk lorong permukiman dengan gerobak yang terpasang spanduk penolakan mengikuti tes diagnostik cepat (Rapid Test) COVID-19 di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (8/6/2020). Penolakan rapid test dinilai akibat kurangnya sosialisasi bahaya Covid-19 di masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Alkhaledi Kurnialam, Antara

Wabah Covid-19 sudah terjadi di Tanah Air tiga bulan lamanya. Namun, sosialisasi mengenai penyakit ini dipandang belum juga menyentuh segala lapisan. Terbukti dari masih adanya pengambilan paksa jenazah Covid-19 hingga penolakan rapid test di masyarakat.

Baca Juga

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengatakan sosialisasi terkait bahaya Covid-19 tidak sampai kepada masyarakat dengan baik. Sehingga masih terjadi pengambilan paksa jenazah oleh anggota keluarga pasien.

"Menurut saya ini kegagalan kita dan kementerian terkait dalam menumbuhkan kesadaran di tengah masyarakat," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Senin (29/6).