REPUBLIKA.CO.ID, LHOKSEUMAWE -- Palang Merah Indonesia (PMI) membangun sarana mandi, cuci, kakus (MCK) dan sarana air bersih di lokasi penampungan imigran etnis Muslim Rohingya di Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh sebagai bentuk kepedulian lembaga ini terhadap kemanusiaan.
"Pembangunan MCK dan sarana air bersih ini karena dari hasil koordinasi dengan pemerintah setempat dan instansi lainnya, sarana tersebut sangat dibutuhkan oleh para pengungsi asal Bangladesh itu," kata Ketua PMI Kota Lhokseumawe Muhammad Walysaat dihubungi di Lhokseumawe, Senin (29/6).
Menurut dia, di tempat penampungan sementara itu jumlah imigran Muslim Rohingya sebanyak 99 orang. Dari jumlah tersebut terdapat wanita dan anak yang tentunya sangat membutuhkan sarana tersebut.
Oleh karena itu, pihaknya terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk pemberian bantuan kemanusiaan ini, karena berdasarkaninformasitempat penampungan para imigran ini akan direlokasi ke gedung Balai Latihan Kerja (BLK) di Kelurahan Meunasah Mee Kandang, Kecamatan Muaradua, Kota Lhokseumawe pada 2 Juli 2020. Selain pembangunan sarana itu, pihaknya memberikan pelayanan Psychosocial Support Prgramme (PSP) atau program dukungan psikoosial dan Restoring Family Liks (RFL) untuk membantu pengungsi ini bisa menghubungi keluarga maupun kerabatnya.
Pihaknya juga akan mendirikan posko di sekitar pengungsian untuk memberikan bantuan jika ada imigran yang membutuhkan sesuatu. Aksi kemanusiaan yang dilakukan PMI ini untuk meringankan penderitaan mereka, apalagi seperti diketahui nyawa mereka sempat terancam saat kapal motor yang ditumpanginya rusak dan terombang ambing di perairan laut Aceh Utara.
"Dalam pemberian pelayanan ini kami juga bekerja sama dengan Non-Governmental Organization (NGO) atau lembaga swadaya masyarakat lainnya, sesuai pembagian tugas yang sudah dikoordinasikan bersama Pemkot Lhokseumawe," katanya.
Sebelumnya, PMI juga sudah memberikan paket bantuan lainnya seperti makanan instan dan siap saji, serta perlengkapan shalat.
"Bantuan itu, juga berasal dari individu maupun komunitas yang diserahkan kepada kami untuk disalurkan kembali ke para imigran Muslim Rohingya tersebut," ujar Muhammad Waly.