REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno turut merasa kehilangan atas kepulangan pendiri Partai Keadilan (PK) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) KH Hilmi Aminuddin. Hilmi Aminuddin mengembuskan napas terakhirnya sore ini, Selasa (30/6) di RS Santosa Central, Kota Bandung.
"Beliau (ustadz Hilmi Aminuddin) guru mengaji saya sejak tahun 1984. Beliau telah mengajarkan banyak hal," kata Irwan Prayitno kepada Republika.
Irwan bersama Hilmi Aminuddin termasuk orang-orang yang mendirikan dan membesarkan PKS sejak akhir masa orde baru. Irwan mengenal Hilmi sebagai figur yang alim, penyabar, dan sederhana.
Selain itu, Hilmi di mata Irwan juga seorang pemimpin yang peduli dan berpikir jauh ke depan. Dalam urusan dakwah dan politik, Irwan melihat Hilmi sudah banyak melakukan pengorbanan besar. Hal itulah yang membuat PKS menjadi partai kuat seperti sekarang.
"Bila sudah punya keinginan baik, seorang Hilmi Aminuddin akan melakukannya secara bersungguh-sungguh," ucap Irwan Prayitno.
Irwan menyebut, aktivitas politik Hilmi memang dimulai sejak 1998, tapi para kader generasi awal PKS sudah dididik oleh Hilmi jauh hari sebelumnya sejak dari aktivitas dakwah di kampus.
Irwan mengaku sudah cukup lama tidak berjumpa dengan gurunya itu. Ia sempat mengagendakan untuk bertemu Hilmi pada Maret 2020 lalu.
Namun, pertemuan mereka tidak terjadi karena pandemi virus korona membuat pergerakan antardaerah sempat sulit. "Sudah lama tidak ketemu. Terakhir saya sudah punya jadwal ketemu dan sudah dipersiapkan untuk berangkat di bulan Maret, tapi batal karena Covid," kata Irwan menambahkan.