REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rr Laeny Sulistyawati, Sapto Andika Candra
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat angka kesembuhan pasien Covid-19 secara nasional sebesar 44 persen. Angka ini masih lebih kecil jika dibandingkan lingkup global negara-negara yang terlebih dahulu terinfeksi virus corona.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto mencatat, jika angka kesembuhan pasien Covid-19 secara nasional 44 persen, di 13 provinsi angkanya bisa di atas 70 persen hingga 86 persen.
Yurianto menyebutkan, angka kesembuhan pasien Covid-19 tertinggi ada di tiga provinsi yaitu di Bangka Belitung 86 persen, Yogyakarta, dan Lampung yang di atas 80 persen.
"Tetapi kalau melihat angka kesembuhan pasien Covid-19 secara global sekitar 50 persen, bahkan di Jepang bisa 90 persen. Jadi kesembuhan pasien di tingkat dunia memang lebih tinggi dan kita (Indonesia) masih di bawahnya," ujarnya saat mengisi konferensi virtual di akun Youtube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bertema Melewati bulan keempat Makin Banyak yang Sembuh dari Covid-19?, Kamis (2/7).
Menurut Yurianto, jika dibandingkan dengan negara-negara yang baru terinfeksi, seperti Brasil, angka kesembuhannya jauh di bawah Indonesia. Karena itu, ia menyebutkan pelayanan rumah sakit (RS) dan kesadaran masyarakat untuk segera mengakses layanan perawatan pasien menjadi kunci kontribusi angka kesembuhan pasien.
Ia menyebutkan, tingkat hunian rumah sakit yang menangani virus ini rata-rata 55,6 persen. Artinya, dia melanjutkan, sumber daya yang ada di fasilitas kesehatan masih bisa memberikan layanan perawatan secara optimal.
Selain itu, pihaknya mengapresiasi masyarakat yang kini bagus merespons penularan virus ini sehingga yang masuk rumah sakit pada
umumnya kasus ringan hingga sedang. Kemudian, ia menyebutkan kelompok-kelompok yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) sebelumnya sudah menyadari penyakitnya dan harus dilindungi.
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto contohnya, awalnya menangani para pasien Covid-19 dengan kondisi komplikasi berat saat kasus ini terjadi pertama kali di Indonesia pada Maret 2020. Kondisi saat ini, RSPAD Gatot Soebroto juga merawat pasien Covid-19 yang kondisinya ringan tetapi memiliki penyakit penyerta (komorbid).
Kepala Divisi Penyakit Tropik Infeksi Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto Kolonel CKM Soroy Lardo menceritakan, awalnya pihaknya melayani hingga 560 pasien Corona di salah satu fasilitas kesehatan rujukan Covid-19 di Jakarta tersebut.
"Dua bulan pertama kami kurang tidur karena mendapatkan pasien dengan komplikasi berat, kemudian sekarang beralih kondisinya tidak berat tetapi komorbid. Misalnya pasien perempuan Covid-19 yang melahirkan bayi hingga pasien Covid-19 yang ternyata juga menjalani cuci darah," ujarnya, dalam diskusi yang sama.
Sebagai dokter di fasilitas kesehatan yang menjadi rujukan utama penanganan penularan virus ini, Soroy mengaku pihaknya terus berupaya sebaik mungkin melayani pasien terinfeksi virus ini. Mulai dari menerima pasien dengan membaginya sejak masuk di unit gawat darurat (UGD) yaitu UGD biasa dan UGD Covid-19.
Kemudian, dia melanjutkan, tim dokter sudah melakukan penilaian risiko pasien dalam kondisi seperti apa. Jika kondisinya berat, dia melanjutkan, maka pasien ditangani sebaik mungkin di ruang intensive care unit (ICU) dalam kondisi negatif.
"Sedangkan kalau kondisinya ringan maka dirawat di ruang biasa. Masalahnya komorbid (pasien Covid-19) terkontrol atau tidak," katanya.
Rekor baru
Pemerintah pada hari ini merilis ada penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 1.624 orang dalam 24 jam terakhir. Ini adalah angka penambahan kasus harian terbanyak sejak rilis kasus Covid-19 pertama di Indonesia pada awal Maret lalu.
Angka penambahan tertinggi sebelumnya tercatat pada Rabu (1/7) dan Sabtu (27/6) dengan 1.385 kasus baru. Total kasus konfirmasi positif di Indonesia sebanyak 59.394 orang.
Jawa Timur kembali menjadi provinsi dengan penambahan kasus terbanyak dalam satu hari terakhir, yakni 374 kasus baru. Kemudian menyusul DKI Jakarta dengan 190 kasus baru, Sulawesi Selatan dengan 165 kasus, Jawa Tengah dengan 153 kasus, dan Kalimantan Selatan dengan 114 kasus baru dalam 24 jam terakhir.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan, angka penambahan pada satu hari terakhir ini didapat dari pemeriksaan terhadap 23.519 spesimen. Artinya sampai saat ini, pemerintah sudah memeriksa sebanyak 849.155 spesimen pasien positif dan terduga Covid-19.
"Jumlah kasus positif kita dapatkan dari hasil tracing yang secara agresif kita lakukan dan testing yang semakin masif kita lakukan. Dan sebagian dari kasus positif ini adalah kasus yang tidak memiliki indikasi dirawat di rumah sakit sehingga kita sarankan melakukan isolasi mandiri," jelas Yurianto dalam keterangan pers, Kamis (2/7).
Kendati penambahan kasus hari ini cukup tinggi, jumlah pasien yang sembuh juga tercatat banyak, yakni 1.072 orang. Beberapa provinsi juga melaporkan jumlah pasien sembuh yang lebih banyak ketimbang jumlah kasus positif yang baru.
Banten misalnya, melaporkan ada delapan pasien positif baru dan 222 pasien sembuh. Kalimantan Timur melaporkan denam kasus baru dan 14 pasien sembuh, Riau mencatatkan ada satu kasus baru dan 10 pasien sembuh, dan Kalimantan Utara melaporkan tidak ada kasus baru dan enam pasien sembuh.
Selain itu, ada 18 provinsi yang juga melaporkan penambahan kasus baru di bawah 10 orang dalam satu hari terakhir. Bahkan, enam provinsi juga melaporkan tidak ada penambahan kasus baru dalam 24 jam terakhir.
"Gambaran ini menunjukkan bahwa kasus sembuh adalah akan terus bertambah dari waktu ke waktu. Enam provinsi nol kasus baru, di antaranya Aceh, Babel, Jambi, Kalbar, Kaltara, Sulteng," kata Yurianto.