Jumat 03 Jul 2020 07:40 WIB

BMH Serahkan Sumur Bor untuk Pesantren Terdampak Kekeringan

Ponpes Tahfizh Hidayatulah Bintan masih butuh satu sumur bor lagi.

BMH menyerahkan sumur bor kepada Pondok Pesantren Tahfizh  Quran Hidayatullah Bintan.
Foto: Dok BMH
BMH menyerahkan sumur bor kepada Pondok Pesantren Tahfizh Quran Hidayatullah Bintan.

REPUBLIKA.CO.ID, BINTAN -- Di  sebagian daerah terdengar berita hujan berhari-hari hingga banjir besar. Namun sebagian daerah lain dilanda kekeringan, seperti di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Bila tiba masa kemarau, air bersih menjadi sangat sedikit bahkan sangat-sangat sulit.

Merespons  hal itu, Laznas BMH Perwakilan Kepulauan Riau -- atas dukungan segenap kaum Muslimin dan donatur -- menjalankan program air bersih untuk santri dan masyarakat terdampak kekeringan dengan mempersembahkan sumur bor.

"Alhamdulillah, kembali BMH,  atas dukungan umat hadir, dengan program terbaiknya untuk masyarakat. Kali ini yang beruntung mendapatkan kunjungan dari BMH adalah Pondok Pesantren Tahfizh  Quran Hidayatullah Bintan," terang Kepala BMH Perwakilan Kepulauan Riau, Abdul Aziz, Rabu  (1/7). 

Kini pondok pesantren yang terletak di Kelurahan Toapaya Asri, Kecamatan Toapaya, Kabupaten Bintan ini untuk kedua kalinya mendapatkan program sumur bor dari BMH. 

"Sebelumnya pada tahun lalu BMH juga membuat satu sumur bor dan satu paket dengan mesin depot air minum. Namun masih belum memadai untuk memenuhi kebutuhan keseluruhan pesantren. Alhamdulillah tahun ini bisa kembali kita bantu satu sumur lagi yang difungsikan untuk kebutuhan air bersih di asrama santri," jelas Aziz dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

photo
Petugas BMH kepulauan Riau mengecek sumur bor yang diserahkan kepada Ponpes Tahfizh Hidayatullah Bintan.  (Foto: Dok BMH)

Meski demikian, kata di, BMH  masih harus menyiapkan setidaknya satu sumur bor lagi. Dengan demikian, total ada tiga sumur yang dibutuhkan. 

"Jika musim kemarau tiba,  kekurangan air begitu terasa. Sampai adik-adik santri di pondok ini pun terkadang harus bergerilya ke balik-balik bebukitan untuk sekedar mendapatkan air bersih untuk berwudhu. Sedih sekali," ungkap Pengasuh Pesantren Hidayatullah Bintan, Ustadz Humaidi.

"Alhamdulillah, setelah sumur pertama,  kini kebutuhan air bersih untuk sarana ibadah dan keseharian para pengasuh serta depot air minum dapat berjalan. Sumur ini secara khusus akan menjadi kemudahan bagi para santri di asrama. Semoga satu sumur lagi dapat terealisasi tahun ini, sehingga pesantren ini bisa terbebas dari krisis air bersih saat kemarau tiba," pungkasnya. 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement