Jumat 03 Jul 2020 21:15 WIB

Pemerintah Masih Lakukan 3T untuk Temukan Kasus Baru Corona

Upaya 3T terus dilakukan pemerintah untuk mencari sumber penyakit. 

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.
Foto: @BNPB_Indonesia
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah target pemeriksaan orang yang diduga terinfeksi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) menggunakan polymerase chain reaction (PCR) lebih dari 20 ribu per hari berhasil dicapai, pemerintah masih fokus pada testing, tracing, dan tracking (3T) untuk penanganan virus ini. 3T dilakukan untuk menemukan kasus baru Covid-19 karena orang yang terinfeksi virus ini menjadi sumber penularan yang bisa menambah kasus.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto mengatakan, Covid-19 adalah penyakit menular yang dibawa oleh manusia. Karena itu, pihaknya fokus pada kecepatan menemukan kasus baru Covid-19. 

"Artinya semakin cepat kita menemukan orang yang positif, kemudian diisolasi atau terapinya bisa cepat diberikan dan angka kesembuhannya jauh lebih baik,," ujarnya saat dihubungi Republika, Jumat (3/7).

Supaya target itu tercapai, dia menyebut, upaya 3T terus dilakukan pemerintah untuk mencari sumber penyakit ini. Kata dia, tes PCR menjadi satu-satunya cara untuk menemukan virus ini. 

Menurutnya, semakin banyak yang dites dan hasilnya ternyata banyak yang positif artinya penularannya sangat tinggi. Sebaliknya, kalau semakin banyak yang dites dan hasilnya yang positif Covid-19 ternyata sedikit berarti penularannya terkendali. 

Setelah kasus baru ditemukan, kata dia, orang yang positif Covid-19 ini kemudian diisolasi dan sumber penularan bisa segera diputus. Dia menyebutkan, kondisi klinis orang yang terinfeksi Covid-19 ini tidak terlalu jelek, asalkan segera ditemukan. 

"Kemudian kalau ditemukan ada yang terinfeksi penyakit menular ini, maka dia tertular dari siapa, selain itu dia menularkan ke siapa dan ini harus diputus. Kecepatan menemukan kasus inilah yang menjadi ukuran keberhasilan kami," katanya.

Terkait target kasus baru Covid-19 bisa ditekan sampai nol atau berkurang hingga 500 per hari, dia tak mau memberikan tenggat waktu. Dia mengaku, pemerintah melakukan penanganan virus ini hingga tidak menjadi kedaruratan kesehatan masyarakat. 

"Tidak ada tenggat waktu. Dulu kita pernah panik dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) tetapi sekarang kan sudah tidak lagi meskipun virus itu masih ada," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement