SUMUR BANDUNG, AYOBANDUNG.COM -- Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna meninjau simulasi operasional tempat hiburan malam di Kota Bandung, Jumat (3/7/2020).
Berdasarkan hasil evaluasi, dia mengatakan masih banyak pekerjaan rumah yang harus dipenuhi oleh pihak manajemen untuk memastikan tempat hiburan malam dapat beroperasi dengan aman.
Bila diizinkan beroperasi, Ema mengatakan, jumah maksimal pengunjung harus dibatasi maksimal 50% dari total kapasitas. Selain itu, berbagai protokol kesehatan pun harus dijalani dengan ketat.
"Kita sudah masuk zona biru, artinya maksimal aktivitas 50% di sektor apa pun. Seandainya dibuka, kapasitas itu harus dihitung oleh pengusaha. Kita konsisten di level tadi," ungkap Ema saat ditemui seusai meninjau tempat karaoke F3X Executive Club, Jalan Braga.
Dia mengatakan, keputusan akhir berada di pertimbangan Wali Kota Bandung Oded M Danial. Hasil tinjauan hari ini dan beberapa hari ke depan akan dilporkan untuk dievaluasi.
"Artinya kalau pak wali sudah dapat rekomendasi, beliau bisa menerima, bisa enggak. Bisa iya (diizinkan kembali beroperasi), bisa tidak," ungkapnya.
Ema mengaku masih belum 100% yakin terhadap disiplin penerapan protokol kesehatan di tempat hiburan malam. Meskipun secara persiapan telah terpantau relatif sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
"Seperti tempat karaoke ini, idealnya mic tidak boleh dipakai bergantian, duduk harus berjauhan. Tapi apakah yakin hal tersebut dapat diterapkan oleh orang yang tengah mabuk?" ungkap Ema.
Selain itu, dia pun mengkhawatirkan penerapan protokol kesehatan di kalangan pemandu lagu dan pengunjung.
Dia mengatakan, apa pun situasinya, prinsip physical distancing adalah kunci dari pemutusan mata rantai Covid-19.
"Bagaimana caranya menjamin mereka tidak bersentuhan. Apa jaminan yang dapat diberikan, karena prinsipnya adalah jaga jarak," ungkapnya.
Berdasarkan pantauan Ayobandung.com di lokasi, kelab malam tersebut menerapkan protokol pencatatan identitas pengunjung, pengukuran suhu dan pemakaian hand sanitizer di pintu masuk utama dan pintu masuk tempat karaoke. Jarak antar-orang di lift pun dibatasi.
Seluruh petugas mulai dari resepsionis hingga barista mengenakan face shield dan sarung tangan. Di sofa pengunjung ditempeli stiker jaga jarak.
"Kami juga akan memastikan lady escort yang telah dipilih untuk bekerja untuk di-rapid test terlebih dahulu. Mereka yang tidak reaktif baru dibolehkan kerja," ungkap salah satu pengelola, Alvin.
Dia juga memastikan seluruh pegawainya telah menjalani rapid test.