Jumat 10 Jul 2020 05:38 WIB

Atasi Sampah, Kecamatan Diminta Optimalkan Bank Sampah

Kegiatan bank sampah selain mengurangi volume sampah juga meningkatkan ekonomi warga

Rep: rusdy nurdiansyah/ Red: Hiru Muhammad
Bank Sampah: Ayo Menabung Sampah
Foto: blogspot.com
Bank Sampah: Ayo Menabung Sampah

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Salah satu mengatasi masalah sampah, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok meminta 11 kecamatan di Kota Depok untuk mengoptimalkan keberadaan bank sampah. 

"Kami minta setiap kecamatan untuk mengoptimalkan bank sampah. Tentu diharapkan dapat mengurangi sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung yang sudah over load," ujar Kepala DLHK Kota Depok  Ety Suryahati di Balai Kota Depok, Kamis (9/7).

Dia menambahkan, kegiatan bank sampah, selain dapat mengurangi volume sampah, juga dapat meningkatkan perekonomian warga. "Adanya bank sampah juga dapat meningkatkan penghasilan mereka yang mampu mengepul sampah-sampah yang bisa didaur ulang , bayangkan saja penghasilan sehari bisa menghasilkan jutaan rupiah," terangnya.

Keberadaan bank sampah yang aktif di Kota Depok saat ini jumlahnya sudah mencapai 600 bank sampah. "Kami akan terus upayakan bertambah. Kami juga rutin melakukan sosialisasi pemilahan sampah, agar masyarakat bisa ikut berkontribusi dalam pengurangan sampah," tegas Ety.

Menurut Ety, kader bank sampah bertugas untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah. Hasil dari pengumpulan sampah tersebut, disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan atau pengepul sampah.

"Cara ini akan menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan, dan membuat sampah menjadi barang ekonomis bernilai jual. Mudah-mudahan ke depan, keberadaan bank sampah terus bertambah. Kami akan dorong, sampai semua RW di Kota Depok memiliki bank sampah, caranya dengan sosialisasi dan pemberian bantuan ember untuk pilah sampah," jelasnya.

Kepala Bidang Kebersihan DLHK Kota Depok, Iyay Gumelar mengungkapkan, setiap hari ada 1.400 ton sampah warga Kota Depok yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung yang saat ini dalam kondisi overload. Solusinya adalah dengan pemindahan pembuangan sampah ke TPA Regional Lulut-Nambo di Kabupaten, Bogor, Jawa Barat yang sudah direncanakan sejak 2018 lalu.

"Kondisi TPA sudah overload, makanya kita sangat berharap sekali segera dapat melakukan pemindahan pembuangan sampah ke TPA Regional Lulut-Nambo. Tapi kembali tertunda karena situasi pandemi Covid-19. Mungkin pembahasan akan dilanjutkan usai pandemi Covid-19 berlalu," ungkapnya.

Dia mengutarakan, pihaknya saat ini melakukan pengurangan volume sampah dengan memanfaatkan bank-bank sampah dan Unit Pengelolaan Sampah (UPS) yang ada di Kota Depok. Tercatat ada 600 bank sampah dan 32 UPS yang aktif di Kota Depok. "Keberadaan bank sampah dan UPS bisa mengurangi sampah 20 persen dari jumlah yang akan dibuang ke TPA Cipayung," terang Iyay.

Camat Sukmajaya, Tito Ahmad Riyadi mengatakan, saat ini terdapat sekitar 55 unit bank sampah di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Jumlah tersebut tersebar di enam kelurahan yang ada.

"Keberadaan bank sampah terbukti efektif mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Cipayung karena dipilah terlebih dahulu. Terutama sampah non-organik yang sulit diurai," terang Tito.

Lanjut Tito, untuk itu, pihaknya berkomitmen akan mendukung penuh seluruh kegiatan bank sampah. Termasuk, pelatihan dan pembinaan bagi relawannya. "Kami sudah usulkan juga saat Musrenbang tahun ini untuk kebutuhan penunjang lainnya. Seperti alat timbangan, kalkulator, dan lain sebagainya," tuturnya.

Koordinator Bank Sampah Kecamatan Sukmajaya, Saptawati Meina juga meminta peran aktif masyarakat dalam mengatasi masalah sampah yakni dengan gerakan memilah sampah mulai dari sumbernya. "Pengelolaan sampah itu bukan hanya tugas pemerintah namun tanggung jawab bersama," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement