Ahad 12 Jul 2020 10:43 WIB

JK Nilai Covid-19 Peluang untuk Kemandirian Bangsa

Saat krisis moneter Indonesia bisa minta bantuan negara lain, tapi tidak dengan covid

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Jusuf Kalla
Foto: Republika
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla (JK) menilai, dampak pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) berbeda dengan krisis moneter di Indonesia. Saat krisis moneter, Indonesia masih bisa meminta bantuan, tapi kini dengan pandemi covid tidak bisa.

Menurutnya, krisis moneter 1998 hanya terjadi di beberapa negara. Yakni Indonesia, Thailand, dan Korea. Malaysia juga ikut terimbas, namun sedikit. Itupun segera bisa diatasi. Namun Covid-19 melanda hampir seluruh negara di dunia. Jadi, ketika dulu Indonesia meminta bantuan pada IMF, Jepang, atau negara-negara Eropa, kini tidak bisa.  

“Sehingga timbul suatu kemandirian bangsa. Itu yang harus dijaga. Kita pasti bisa,” ujar JK dalam Webinar Series SBM ITB, From Surviving to Thriving: Business After Covid-19, akhir pekan ini. 

JK menjelaskan, nasib orang saat ini berada di tangan saintis, melalui vaksin Covid-19 yang akan mereka ciptakan. Waktu yang dibutuhkan untuk kembali normal setelah vaksin ditemukan sekitar 2-3 tahun. 

“Setelah vaksin ditemukan akan diuji klinis sekitar awal tahun depan. Setelah itu baru bikin atau memperluas pabrik. Lalu baru produksi masal. Jadi selama itu (2-3 tahun) harus siap-siap pakai masker,” katanya.

Setelah vaksin berhasil, kata dia, ekonomi pun akan kembali normal. Karena masyarakat sudah tidak takut untuk keluar rumah dan melakukan berbagai aktivitas. 

CEO of Dharma Group, Irianto Santoso mengatakan, Covid-19 memukul industri otomotif. Tak terkecuali industri komponen otomotif yang dipimpinnya. Kondisi ini pun, kata dia, membuat supply chain terganggu. Komponen yang seharusnya impor, sulit didapatkan. 

Hingga perusahaannya menjadikan kendala ini sebagai kesempatan untuk membuat komponen tersebut secara lokal di fasilitas milik sendiri. “Kami akhirnya buat sendiri dan ada yang kerja sama dengan suplier,” tutur dia. 

Selain Jusuf Kalla yang menjadi keynote speaker, webinar ini menghadirkan sejumlah pembicara. Mereka adalah Hermawan Kartajaya, Founder and Chairman MarkPlus; Nurhayati Subakat, Komisaris Utama PT Paragon Technology and Innovation; Irianto Santoso, CEO of Dharma Group; dan Suyanto Tjoeng, CEO Antaraja. 

Webinar ini akan dilanjutkan dengan Coaching Series yang mengangkat tema How to Boost Your Career in New Normal Era yang menghadirkan beberapa pembicara. Yakni Immanuel Adi, Chef of Corp Human Capital & Corp Planning Strategy Management Triputra Group; Dian Eka Hartiningsing, Vice President Director Pako Group; On Lee, CEO &CTO of GDP Labs and CTO of GDP Venture.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement