REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Sosiolog dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Nanang Martono mengatakan pemerintah perlu terus meningkatkan keterampilan guru dalam menjalankan pembelajaran. Peningkatan ini perlu dlakukan baik itu pada pembelajaran secara luar jaringan (luring) maupun dalam jaringan (daring).
"Pemerintah perlu terus meningkatkan keterampilan para guru untuk menggunakan media pembelajaran luring maupun daring," katanya di Purwokerto, Ahad (12/7).
Nanang yang merupakan dosen sosiologi pendidikan FISIP Unsoed tersebut menambahkan bahwa guru juga harus memiliki bahan ajar mandiri yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan peserta didiknya. "Untuk itu peningkatan keterampilan guru harus terus dilakukan, selain itu kemampuan menulis juga menjadi perlu dimiliki semua guru," katanya.
Dia menambahkan pembelajaran jarak jauh atau secara daring menjadi salah satu pilihan yang baik selama masa pandemi COVID-19. "Kendati demikian sistem ini tentu perlu didukung banyak hal mulai dari perangkat lunak maupun perangkat keras, termasuk dukungan SDM," kata dia.
"Sementara dari pihak siswa, tentu mereka harus memiliki perangkat untuk mengakses konten pembelajaran dan menjadi sarana komunikasi antara guru dan siswa," katanya.
Selain itu, kata dia, guru juga perlu dibekali dengan perangkat yang mendukung sistem pembelajaran daring. Misalnya, modul belajar siswa untuk belajar mandiri.
"Dengan demikian tidak hanya mengandalkan Lembar Kerja Siswa (LKS) saja, sehingga diharapkan siswa dapat memahami materi secara maksimal," katanya.
Ia juga mengatakan metode pembelajaran secara daring di wilayah zona merah dan kuning Covid-19 merupakan solusi terbaik. Dia menambahkan sekolah merupakan tempat publik yang sangat memungkinkan menjadi tempat berkerumun.
"Di sekolah warga sekolah sangat mungkin kesulitan menjaga jarak fisik karena luas lingkungan sekolah dan juga luas ruang kelas jelas tidak memungkinkan pembatasan jarak fisik," katanya.
Kendati demikian, dia juga mengakui, proses pembelajaran secara daring tidak seoptimal pembelajaran tatap muka. Namun, pada kondisi wabah seperti ini pertimbangan keselamatan menjadi prioritas.
"Memang di sisi lain, kita tidak bisa mengharapkan hasil maksimal dari proses pembelajaran daring, namun inilah pilihan terbaik daripada meniadakan proses pembelajaran luar jaringan, dan atau membiarkan siswa rentan terinfeksi Covid-19," demikian Nanang Martono.