Senin 13 Jul 2020 09:18 WIB

277 Perawat Jatim Terpapar Covid-19

Dari total 277 perawat yang terpapar Covid-19 itu, 12 di antaranya meninggal dunia.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus Yulianto
Seorang perawat yang bekerja sebagai nakes ruang Covid-19 meninggal dunia. (Ilustrasi)
Foto: Wikimedia
Seorang perawat yang bekerja sebagai nakes ruang Covid-19 meninggal dunia. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jatim Nursalam mengungkapkan, hingga 12 Juli 2020, ada 277 perawat di wilayah setempat yang terpapar Covid-19. Dari total 277 perawat yang terpapar Covid-19 tersebut, 12 di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Perinciannya 7 perawat di Surabaya, dan sisanya di Tuban, Sidoarjo, Kota Malang, Sampang, serta Bojonegoro.

"Data Covid-19 perawat Jatim per 12 Juli 2020 itu yang terkonfirmasi positif ada 277. Kalau yang meninggal totalnya 12 orang," ujar Nursalam kepada Republika, Senin (13/7).

Nursalam mengatakan, terus melonjaknya pasien positif Covid-19 di Jatim membuat risiko tertular perawat menjadi lebih tinggi. Belum lagi, banyak pasien tanpa gejala yang periksa dan menjalani pelayanan di Puskesmas atau rumah Sakit. Sehingga ketika menjalani pemeriksaan, pasien tersebut tidak diberlakukan layaknya pasien Covid-19.

Dikatakan Nursalam, perawat juga merupakan profesi yang paling sering berinteraksi dengan pasien Covid-19, atau memiliki frekewensi, intensitas, time, dan type (FITT) kontak yang tinggi. Di mana perawat sangat intens berinteraksi mulai pendaftaran, periksa, sampai dirawat pasien menjalani perawatan.

Selain itu, kata Nursalam, intensitas kontak perawat dengan pasien juga tinggi. Rata-rata sekali interaksi dengan pasien, minimal 10 sampai dengan 15 menit. Perawat juga paling banyak melakukan tindakan terhadap pasien. Seperti tindakan limpah, tindakan mandiri, dan pemenuhan kebutuhan dasar bahkan aspek psikososiospiritual.

"Penataan dan pengelolaan jam kerja, beban kerja, kedisiplinan dalam APD, pemenuhan kebutuhan dasar termasuk kesejahteraan, misal insentif yang sampai sekarang belum terealisasi di Jatim menjadi sesuatu yang harus menjadi perhatian," ujar Nursalam.

Nursalam juga mengeluhkan belum dialksanakannya PCR kepada perawat secara masif dan berkala, minimal setiap 14 hari. Menurutnya ini sangat penting supaya bisa di deteksi sejak awal ketika ada perawat yang terpapar Covid-19. Tujuannya untuk melindungi perawat dan masyarakat dari risiko penularan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement