Selasa 14 Jul 2020 16:04 WIB

Wagub DIY Sebut Sampah Masih Jadi Persoalan Luar Biasa

TPA Piyungan sendiri sudah mengalami kelebihan kapasitas (overload) sejak 2014 lalu.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Hiru Muhammad
Sampah warga menumpuk di penampungan sampah sementara Tamansari, Yogyakarta, Jumat (10/4). Penumpukan ini imbas penutupan TPST Piyungan  selama empat hari untuk perbaikan
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Sampah warga menumpuk di penampungan sampah sementara Tamansari, Yogyakarta, Jumat (10/4). Penumpukan ini imbas penutupan TPST Piyungan selama empat hari untuk perbaikan

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X menyebut permasalahan sampah masih menjadi persoalan yang luar biasa di DIY. Pasalnya, produksi sampah di DIY cukup tinggi. Persoalan sampah di DIY dipengaruhi oleh kepadatan penduduknya yang cukup tinggi. Menurut Paku Alam X, penduduk DIY mencapai 3,7 juta jiwa dan hal ini ditambah dengan jumlah mahasiswa yang juga cukup besar.

"Belum lagi sekitar 80 hingga 100 ribu mahasiswa baru setiap tahunnya masuk ke DIY. Jadi bisa dibayangkan sampah yang dihasilkan tiap harinya," katanya dalam Entry Meeting Pemeriksaan Pendahuluan Kinerja Pengelolaan Persampahan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (14/7).

Sebagian kabupaten dan kota di DIY membuang sampahnya di TPA Piyungan. Ada tiga kabupaten dan kota yakni Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman. TPA Piyungan sendiri sudah mengalami kelebihan kapasitas (overload) sejak 2014 lalu. Bahkan, sampah yang diterima TPA Piyungan bisa mencapai 580 ton per harinya.

Hal ini, kata Paku Alam X, menyebabkan sampah masih menjadi masalah tersendiri bagi DIY. Sehingga, pengelolaan persampahan Tahun Anggaran 2019 hingga semester 1 2020 di DIY juga akan diperiksa Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) DIY. "Silakan BPK melakukan pemeriksaan. Kami akan menyampaikan data sebagaimana adanya. Jika memang laporan hasil pemeriksaannya ditargetkan selesai September 2020, tentu dibutuhkan upaya-upaya tersendiri untuk mencapainya," katanya.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement