Selasa 14 Jul 2020 17:31 WIB

Daging Sapi Impor Masuk Sebanyak 68 Ribu Ton

Pemerintah memastikan ketersediaan daging sapi untuk kebutuhan dalam negeri surplus

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Daging sapi impor, (ilustrasi). Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, pemasukan daging dan jeroan sapi impor sejak awal tahun telah mencapai 68.125 ton.
Daging sapi impor, (ilustrasi). Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, pemasukan daging dan jeroan sapi impor sejak awal tahun telah mencapai 68.125 ton.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, pemasukan daging dan jeroan sapi impor sejak awal tahun telah mencapai 68.125 ton. Pemerintah memastikan ketersediaan daging sapi untuk kebutuhan dalam negeri tetap mengalami surplus sehingga harga diharpkan stabil.

Kepala Sub Direktorat Sanitary dan Standardisasi, Direktorat Kesehatan Masyarakat, Kementan, Endang Ekowati memaparkan, pemasukan daging sapi impor yang terealisasi bersumber dari dua rekomendasi. Yakni sisa rekomendasi tahun 2019 dan 2020.

Baca Juga

Ia menuturkan, sebanyak 47.741 ton menggunakan sisa rekomendasi dari 2019. Sebab, tahun lalu, Kementan telah menerbitkan rekomendasi impor daging sapi sebanyak 872.427 ribu ton namun hanya terealisasi 120.960 ton. Adapun sisanya sebanyak 20.384 ton yang diimpor tahun ini menggunakan rekomendasi baru yang terbit tahun 2020.

"Ini adalah gambaran impor. Kita selalu mendapatkan pelaporan rutin dari pelaku usaha karena kalau tidak lapor otomatis rekomendasi tidak akan diterbitkan lagi," kata Endang dalam sebuah diskusi virtual yang digelar Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi, Selasa (14/7).

Endang mengatakan, kecilnya realisasi impor tahun lalu lantaran adanya kenaikan harga di negara produsen dan gangguan pengiriman. Adapun untuk tahun ini, proses importasi masih akan terus berlangsung sesuai prognosis pemerintah untuk menutupi defisit daging.

Sebagaimana diketahui, tahun ini pemerintah memproyeksikan impor daging sapi selama satu tahun sebanyak 100 ribu ton. Selain itu, juga dialokasikan impor daging sapi khusus dari Brazil sebanyak 20 ribu ton dan daging kerbau India 170 ribu ton. Pemerintah juga mengalokasikan impor daging sapi bakalan sebanyak 550 ribu ton atau setara 123,2 ribu ton.

Jika dikalkulasikan, total impor daging sapi/kerbau pada tahun ini sebanyak 413,2 ribu ton. Jumlah itu sesuai dengan perkiraan defisit daging nasional tahun 2020.

Endang menyampaikan, situasi harga dari sebelum adanya pandemi Covid-19, selama pandemi, dan pemberlakukan normal baru, harga cenderung stabil. Per tanggal 9 Juli 2020, pihaknya mencatat ketersediaan total daging dan jeroan impor sebanyak 11 ribu ton yang tersebar di tujuh wilayah yang menjadi area gudang importir.

Direktur Bahan Pokok dan Penting, Kementerian Perdagangan, Susi Herawaty, menambahkan, khusus pada daging lokal, terjadi sedikit pergeseran tren permintaan daging antara 2019 dan 2020. Ia menyampaikan, secara tren grafik, kegiatan pemotongan daging pada masa Ramadhan dan Lebaran 2020 sedikit lebih tinggi dibanding momen yang sama tahun lalu. Hal itu mencerminkan situasi permintaan.

Namun, pascaRamadhan kali ini, kegiatan pemotongan menurun secara drastis. Pihaknya berharap menjelang Idul Adha kegiatan pemotongan akan kembali meningkat. Pasalnya, pasar di sektor komoditas daging sapi perlu untuk kembali pulih setelah banyaknya pembatasan sosial akibat Covid-19.

"Tahun-tahun sebelumnya momen lebaran kami adakan pasar-pasar murah bersama para pelaku usaha. Tapi tahun ini tidak ada. Padahal peminat daging tetap tinggi," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement