REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Alquran merupakan kitab suci umat Islam yang membenarkan kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya (Taurat, Jabur, dan Injil). Alquran diwahyukan kepada Muhammad melalui perantara malaikat Jibril secara bertahap sampai 23 tahun lamanya.
Seperti apa cara Jibril mengambil wahyu dari Allah SWT yang selanjutnya diteruskan kapada Nabi Muhammad? Abdul Hamid, Lc, MA dalam bukunya "Pengantar Studi Alquran" mengaku rumit untuk menjelaskan pertanyaan ini. "Namun saya akan mengungkapkannya melalui pendapat-pendapat ulama," katanya.
Menurutnya, ada dua pendapat yang menjelaskan bagaimana Jibril mengambil wahyu itu yang selanjutnya disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.
Pendapat pertama mengatakan mula-mula Jibril sebelum menyampaikan Alquran adalah menghafalkannya di Lauh al-Mahfuz sebelum membacakannya kepada Nabi Muhammad.
"Jibril menghafalkan dari Lauh al-Mahfudz kemudian memberikannya kepada Nabi Muhammad," katanya.
Pendapat pertama ini, kata Abdul Hamid, diutarakan Attiby seperti dikutip dari pendapat Muhammad Abu Syuhbah, Al-Madkhal Ila Ilmi Alquran.
Sementara pendapat yang kedua, disampaikan al-Baihaqi dalam menafsirkan ayat surat Al-Qadr ayat pertama, ia mengatakan, “Kami telah mendengarkan al-Malik dan kami memahaminya, dan kami telah menurunkan apa yang kami dengarkan.”
Pendapat Al-Baihaqi ini dikuatkan Ath-Thabari dengan mengutip hadits yang diriwayatkan secara marfu, Nabi bersabda: "Jikalau Allah berfirman tentang wahyu, maka seluruh langit dan bumi akan bergetar karena ketakutan, jikalau terdengar penduduk langit, maka seluruhnya tunduk dalam keadaan bersujud, kemudian yang pertama kali mengangkat kepalanya adalah malaikat Jibril AS Kemudian Allah firmankan wahyunya."
Abdul Hamid mengatakan, dari dua pendapat di atas, pendapat yang kedualah yang memiliki dalil. "Namun kebenarannya hanya Allah yang mengetahui-Nya pendapat ini juga didukung hadits Bukhari, Abu Dawud.
إِذَا قَضَى اللَّهُ الأَمْرَ فِي السَّمَاءِ ، ضَرَبَتِ المَلاَئِكَةُ بِأَجْنِحَتِهَا خُضْعَانًا لِقَوْلِهِ ، كَأَنَّهُ سِلْسِلَةٌ عَلَى صَفْوَانٍ
قَالَ - عَلِيٌّ : وَقَالَ غَيْرُهُ : صَفْوَانٍ يَنْفُذُهُمْ ذَلِكَ - فَإِذَا : فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا الحَقَّ وَهُوَ العَلِيُّ الكَبِيرُ
"Dari Abu Hurairah yang Nabi SAW menyampaikan kepadanya, beliau bersabda: "Jika Allah memutuskan suatu keputusan di langit malaikat akan mengepakkan sayapnya karena tunduk kepada titahnya, seolah-olah kepakan sayapnya seperti rantai di atas batu licin."
Ali berkata. "Sedangkan lainnya berkata, seperti batu licin yang menembus mereka. Allah berfirman: "Apabila ketakutan telah hilang dari hati mereka, mereka bertanya apa yang difirmankan Allah kalian? Mereka menjawab kebenaran dan Dia Mahatinggi lagi Mahabesar. "(surat Saba ayat 34).”(HR Bukhari).
Dari Abdullah ia berkata Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا تَكَلَّمَ اللَّهُ بِالْوَحْيِ ، سَمِعَ أَهْلُ السَّمَاءِ لِلسَّمَاءِ صَلْصَلَةً كَجَرِّ السِّلْسِلَةِ عَلَى الصَّفَا ، فَيُصْعَقُونَ ، فَلَا يَزَالُونَ كَذَلِكَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ جِبْرِيلُ ، حَتَّى إِذَا جَاءَهُمْ جِبْرِيلُ فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالَ : فَيَقُولُونَ : يَا جِبْرِيلُ مَاذَا قَالَ رَبُّكَ ؟ فَيَقُولُ : الْحَقَّ ، فَيَقُولُونَ : الْحَقَّ ، الْحَقَّ
“Jika Allah menyampaikan wahyu maka penduduk langit mendengar gemerincing seperti ada suara rantai yang beradu hingga mereka pingsan. Dan mereka terus dalam kondisi seperti itu hingga datang Jibril. Maka ketika Jibril datang mereka pun sadar. Beliau bersabda: lalu mereka berkata wahai Jibril apa yang disampaikan oleh Rabbmu? Jibril menjawab kebenaran. Mereka pun berkata lagi kebenaran, kebenaran."(HR Abu Daud).