REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang ayah bertanya kepada seorang psikolog profesional yang telah bekerja selama 12 tahun di Geneva B. Scruggs Community Health Center di New York, Aisha Mohammad. Melalui sebuah pesan ia bercerita mengenai putrinya yang telah menginjak usia 13 tahun, di mana sang putri telah mengalami pubertas.
Sebagai seorang ayah ia bertanya apakah diperbolehkan memaksa anak memakai hijab. Sang anak sendiri tidak ingin menjadi bahan olokan temannya karena menjadi minoritas di dalam kelas.
“Anak perempuan saya berusia 13 tahun dan dia sudah mencapai usia puber. Saya mencoba yang terbaik meyakinkan dia untuk mengenakan jilbab, tetapi dia selalu mengatakan teman-temannya akan mengolok-olok dia karena menjadi satu-satunya Muslim di kelas. Bisakah Anda menyarankan beberapa tips untuk saya? Bisakah saya memaksanya mengenakannya atau membujuknya dengan sesuatu yang disukainya,” ujarnya dilansir di About Islam, Selasa(14/7).
Aisha menjawab jika anak dipaksa bahkan diancam, orang tua sendiri tidak akan menyukai hasilnya. Sang anak juga akan semakin jauh dari keinginan memakai hijab karena hanya akan menimbulkan ketakutan akan hukuman dan kebohongan.
“Meskipun Anda bisa mengancamnya, Anda tidak akan suka hasilnya. Karena, itu hanya membuatnya ingin melarikan diri lebih jauh dari jilbab, karena dia mengaitkannya dengan hukuman dan manipulasi,” ujarnya.
Ia menyarankan orang tua menggunakan beberapa cara yang lebih sederhana dan berkesan bagi sang anak. Pertama, dengan menawarkan hadiah. Dorong keinginan memakainya dengan menawarkan hadiah kecil ketika dia memakainya.
Dengan cara ini, dia akan mengaitkan berhijab dengan hal baik. Selain itu, dorong anak menemukan gaya hijabnya sendiri yang dia rasa nyaman dengan warna, bahan, dan gaya kesukaannya.
Tunjukkan padanya gaya jilbab yang berbeda dari gadis seusianya di majalah Islam dan online. Terus puji gaya berpakaiannya agar dia terus tertarik memakai hijab.
Libatkan anak dalam kegiatan sosial Islami dengan anak perempuan seusianya yang mengenakan jilbab. Hal ini juga dapat membantu sang anak memiliki kemauan berhijab dalam dirinya sendiri.
“Ini adalah sesuatu yang perlu dia biasakan, untuk tumbuh dan menerima karena Allah, serta ada keinginan menyesuaikan diri dengan teman-temannya di sekitarnya saat dia masih muda,” ujar Aisha.
Terakhir jangan memaksa. Pandu anak menggunakan hijab dengan sabar dan lembut. Orang tua hanya dapat membimbing dengan lembut, mendorong keinginannya, dan menunjukkan kepadanya berkah, manfaat serta memberinya contoh yang baik.
Aisha mengingatkan jilbab adalah sesuatu yang tidak hanya mengembalikan identitas seorang Muslim yang lahir dalam keluarga Muslim, tetapi terkadang mereka harus menyesuaikan diri. Dorongan dan dukungan yang penuh kasih dan lembut akan menjadi langkah jauh lebih baik, daripada tindakan memaksa dan keras.