Kamis 16 Jul 2020 14:57 WIB

Menkopolhukam: Pancasila Tetap Lima Sila dalam RUU BPIP

DPR dan pemerintah sepakat membuka akses masyarakat terhadap RUU BPIP.

Menteri Koordinator, Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menyerahkan konsep RUU BPIP kepada DPR, di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (16/7).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Menteri Koordinator, Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menyerahkan konsep RUU BPIP kepada DPR, di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan Pancasila akan tetap berisi lima sila dalam Rancangan Undang-Undang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (RUU BPIP). Surat Presiden terkait RUU BPIP telah diserahkan kepada Ketua DPR RI secara simbolis oleh Mahfud MD di Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Kamis (16/7).

"Kami tekankan soal Pancasila yang disepakati secara resmi itu kami cantumkan di dalam Bab 1, Pasal 1, butir 1 bahwa Pancasila itu adalah Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, serta Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar Mahfud.

Baca Juga

Pancasila di dalam RUU BPIP itu dikembalikan seperti yang dipidatokan Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno pada tanggal 18 Agustus 1945. "Itu adalah salah satu sumbang saran dari pemerintah kepada DPR," kata Mahfud.

Mahfud juga menekankan bahwa salah satu pijakan penting yang diatur dalam Surpres RUU BPIP itu, yaitu RUU BPIP harus mengacu kepada Tap MPRS Nomor 25 Tahun 1966. "Itu ada dalam RUU ini di menimbang butir 2 setelah Undang-Undang Dasar 1945. Menimbang butir 2 itu Tap MPRS Nomor 25 Tahun 1966," kata Mahfud.

Mahfud mengatakan DPR dan pemerintah sepakat akan membuka seluasnya akses masyarakat terhadap RUU BPIP. Itu dilakukan agar masyarakat dapat berpartisipasi membahas dan mengkritik RUU BPIP itu.

"Kami sepakat ini akan dimuat di situs web resminya DPR," kata Mahfud.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement