Jumat 17 Jul 2020 19:41 WIB

Kapal Induk AS Kembali ke Laut China Selatan

Situasi Laut China Selatan tengah memanas

Red: Nur Aini
Kapal induk USS Ronald Reagan (CVN 76) (R), kapal perusak rudal berpemandu kelas Arleigh Burke USS Mustin (DDG 89) (L) dan kapal penjelajah rudal berpemandu USS Antietam (CG 54) (2-L) berlayar di formasi selama latihan di Laut Cina Selatan, 06 Juli 2020. Pada 13 Juli 2020, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo secara resmi menolak sebagian besar klaim China atas Laut Cina Selatan.
Foto: EPA-EFE/MC3 Jason Tarleton
Kapal induk USS Ronald Reagan (CVN 76) (R), kapal perusak rudal berpemandu kelas Arleigh Burke USS Mustin (DDG 89) (L) dan kapal penjelajah rudal berpemandu USS Antietam (CG 54) (2-L) berlayar di formasi selama latihan di Laut Cina Selatan, 06 Juli 2020. Pada 13 Juli 2020, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo secara resmi menolak sebagian besar klaim China atas Laut Cina Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Dua kapal induk Amerika Serikat (AS) kembali dikirim ke Laut China Selatan, untuk kali kedua dalam dua pekan, di tengah perselisihan perairan sengketa tersebut yang memanas belakangan ini. Hal itu dikonfirmasi keterangan Angkatan Laut AS pada Jumat (17/7).

Kapal USS Nimitz dan USS Ronald Reagan sebelumnya telah melancarkan operasi dan latihan militer di perairan Laut China Selatan pada 4 hingga 6 Juli lalu.

Baca Juga

"Kelompok Tempur Kapal Induk Nimitz dan Reagan sedang beroperasi di Laut China Selatan, di mana pun hukum internasional mengizinkan, untuk memperkuat komitmen kami terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata komandan kapal Nimitz, Laksamana Muda Jim Kirk, dalam pernyataan tertulis yang dilansir Reuters.

Dalam pernyataan yang sama disebutkan bahwa keberadaan kapal induk tersebut bukan dalam rangka merespons isu politis atau isu global. Namun, relasi antara AS dengan China saat ini tengah memanas atas sejumlah isu, mulai dari wabah Covid-19 hingga perkara Hong Kong.

Sejumlah negara di kawasan, yakni Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, dan Vietnam menentang klaim China atas sekitar 90 persen wilayah Laut China Selatan. Bahkan Taiwan juga turut serta dalam pertentangan itu.

China sendiri telah menggelar latihan militer di perairan tersebut pada bulan ini, yang kemudian memicu kecaman dari Vietnam dan Filipina, bersamaan dengan kali pertama dua kapal induk AS melewati kawasan Laut China Selatan untuk apa yang disebut sebagai "latihan awal".

Angkatan Laut AS menyebut kapal induk miliknya telah lama menjalankan latihan di wilayah Pasifik bagian barat yang juga mencakup Laut China Selatan dengan perpanjangan sekitar 1.500 kilometer. Dalam cakupan itu, AS berarti menempatkan total tiga kapal induk.

Laut China Selatan yang disengketakan itu menjadi jalur perdagangan senilai 3 triliun dolar AS (setara Rp 44.264 triliun) per tahun.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement