REPUBLIKA.CO.ID, KUCHING -- Menteri Pengembangan dan Koperasi Pengusaha Malaysia, Wan Junaidi menyarankan agar masjid dan mushalla mendirikan koperasi berskala nasional, sehingga dapat menghasilkan pendapatan ekonomi sendiri. Menurut dia, pihaknya telah mengkaji saran tersebut dan dalam waktu dekat akan dipresentasikan di tingkat kementerian Malaysia.
"Selanjutnya, kami akan mengajukan proposal untuk mendapatkan umpan balik dan komentar dari Kabinet karena melibatkan semua pihak dan kementerian," ujarnya kepada wartawan seperti dikutip dari laman bernama, Ahad (19/7).
Hal ini disampaikan Wan Junaidi pada Sabtu (18/7) kemarin setelah menghadiri program Pengembangan Kapasitas dan Dorongan Koperasi di Kampung Boyan, yang penduduknya rata-rata berasal dari Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur.
Dia mengatakan, jika usulan tersebut dilaksanakan, masjid dan mushalla tidak perlu lagi bergantung hanya pada bantuan pemerintah. Menurut dia, koperasi tersebut nantinya akan bisa memberikan manfaat kepada para jamaah.
"Koperasi kecil ini dapat bersatu untuk menjadi koperasi menengah sebelum menjadi koperasi yang cukup besar dengan jumlah anggota yang besar, memberikan manfaat dan pengembalian ke jamaah serta penduduk di sekitarnya," katanya.
Menurut Wan Junaidi, dalam waktu dekat pihaknya akan bertemu dengan Menteri di Departemen Perdana Menteri Malaysia (Urusan Agama), Zulkifli Mohamad Al-Bakri untuk membahas usulan tersebut, sehingga masjid dan mushalla dapat disatukan dalam sebuah koperasi.
Dia mengatakan, pengembangan koperasi seperti itu penting karena dapat mendorong ekonomi rakyat, terutama dalam membantu usaha kecil dan menengah. "Melalui koperasi, mereka dapat mengatur sendiri ar-rahnu (pegadaian), pasar grosir dan semacamnya, dan ini tidak hanya akan menyediakan dana untuk masjid dan surau mengelola koperasi, tetapi juga menghasilkan pendapatan untuk jemaah yang terlibat," katanya.