Senin 20 Jul 2020 12:51 WIB

Rumah Sakit tak Kunjung Jadi, Kim Jong-un Murka

Kim Jong-un meminta semua pejabat yang menangani proyek rumah sakit dipecat

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un
Foto: AP/KCNA via KNS
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un memarahi manajer konstruksi yang membangun rumah sakit, Senin (20/7). Dia memerintahkan agar semua pejabat yang bertanggung jawab atas proyek tersebut dipecat dan diganti.

Laporan kantor berita resmi Korea Utara, Korean Central News Agency, selama kunjungan ke lokasi konstruksi di Pyongyang, Kim menyesalkan bahwa proyek ambisiusnya membangun rumah sakit umum baru dilakukan dengan cara ceroboh dan tanpa anggaran yang tepat. Kim menuduh manajer konstruksi melakukan penyimpangan serius dari kebijakan partai yang berkuasa atas pasokan bahan dan peralatan.

Baca Juga

Dalam pengumuman rencana untuk membangun rumah sakit pada Maret, Kim membuat pengakuan langka bahwa negaranya tidak memiliki fasilitas medis modern. Untuk mengatasi itu, dia menyerukan perbaikan mendesak dalam sistem perawatan kesehatan.

Tapi, Korea Utara tidak secara langsung menghubungkan proyek rumah sakit dengan pandemi virus corona. Negara itu masih dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada seorang pun di wilayahnya yang terinfeksi virus corona, meski klaim itu diragukan oleh banyak pakar asing.

Para ahli mengatakan, pandemi telah melukai ekonomi Korea Utara, yang telah terpukul oleh sanksi keras yang Amerika Serikat atas program senjata nuklir dan misilnya. Kim telah meminta keringanan sanksi selama diplomasi dengan Amerika Serikat pada 2018 dan 2019. Hanya saja pembicaraan antara Kim dan Presiden Donald Trump mandek sejak pertemuan puncak keduan pada Februari 2019.

Para ahli mengatakan, krisis Covid-19 kemungkinan akan menggagalkan beberapa tujuan ekonomi utama Kim karena melakukan karantina yang menutup perbatasan dengan China dan berpotensi menghambat kemampuannya untuk memobilisasi orang untuk tenaga kerja. Negara tetangga itu adalah sekutu utama dan jalur kehidupan ekonomi Korea Utara selama ini. 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement