REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Sekelompok pesepeda Palestina diserang oleh warga Israel di wilayah Tepi Barat ketika mereka melintasi daerah yang dipenuhi pemukiman Yahudi. Amer Kurdi bersama seorang saudara laki-lakinya dan tiga temannya menggunakan aplikasi penunjuk jalan Komoot untuk memetakan jalur sepeda dari utara Palestina, yakni desa Birzeit.
Setelah menempuh perjalanan selama lebih dari satu jam, Kurdi beserta rombongan diarahkan oleh aplikasi Komoot ke wilayah timur menuju jalan barbatu di dekat pemukiman Israel di Shilo. Kurdi mengatakan, sekelompok pria berbahasa Ibrani mendekatinya dan bertanya dari mana mereka berasal.
Kurdi menjawab bahwa mereka berasal dari kota Ramallah di Palestina. Setelah itu, sekelompok pria Israel melemparkan batu ke arah Kurdi beserta rombongannya.
Kurdi memperkirakan ada lima atau enam pria Israel yang melemparinya dengan batu. Sekelompok pria itu menutup wajah mereka dengan kaos.
"Yang lain berhasil melarikan diri, tetapi saya tersandung dan jatuh. Ketika saya bangun, seorang pemukim (Yahudi) ada di belakang saya dan memukuli saya dengan tongkat logam," ujar saudara laki-laki Kurdi, Samer.
Kurdi langsung melaporkan kejadian itu kepada polisi Israel. Kurdi menunjukkan luka memar dan berdarah di lengan serta kaki Samer kepada polis. Juru bicara kepolisian Israel, Micky Rosenfed mengatakan, pihaknya kini sedang menyelidiki kasus pemukulan tersebut.
Kurdi mengeluhkan bahwa aplikasi navigasi Komoot telah gagal memahami kompleksitas Tepi Barat. Pihak Komoot menyesali insiden pemukulan tersebut. Komoot menyatakan, aplikasinya tidak secara khusus dioptimalkan untuk merencanakan rute melalui daerah-daerah yang memiliki konflik politik. Kurdi mengatakan, insiden pemukulan ini tidak akan menghentikannya untuk bersepeda.
"Saya akan memakai kamera, saya akan lebih berhati-hati saat menggunakan aplikasi. Kami tidak akan berhenti. Kami akan membela hak kami untuk bersepeda," kata Kurdi.
Israel membangun sejumlah permukiman Yahudi di wilayah Tepi Barat yang diduduki. Sebagian besar permukiman Yahudi tersebut tidak dapat dimasuki oleh warga Palestina. Akses menuju permukiman itu dilengkapi dengan pos-pos pemeriksaan dan pangkalan militer untuk menjaga keamanan.