REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor siap melanjutkan pembangunan Masjid Agung di Jalan Dewi Sartika, Kota Bogor. Pembangunan masjid sempat terhenti dan terbengkalai selama beberapa tahun.
"Pembangunan masjid ini, Insya Allah akan dilanjutkan lagi pada tahun ini," kata Wali Kota Bogor, Bima Arya, saat membuka Rapat Kerja IV Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Agung Kota Bogor, di Bogor Timur, Rabu (22/7).
Menurut Bima, pembangunan Masjid Agung tertunda akibat ulah oknum yang tidak amanah, sehingga terbengkalai selama beberapa tahun. Di sisi lain, Bima menyampaikan ucapan terima kasih kepada pengurus DKM Masjid Agung yang dipimpin Ustadz Dede Supriatna, karena sampai saat ini masih sabar dan istiqomah menghadapi berbagai keterbatasan di masjid.
"Tertundanya pembangunan Masjid Agung ini, semoga ada hikmahnya. Semoga Allah memberikan yang lebih baik. Mari kota berdoa, semoga Allah memberikan yang terbaik," katanya.
Pada kesempatan tersebut Bima menjelaskan, pembangunan Masjid Agung pada 2016, ditunda karena dari hasil kajian Kementerian PUPR konstruksi bangunan bagian bawah tidak kuat untuk menopang seluruh masjid yang akan dibangun dua lantai itu. Untuk melanjutkan pembangunan Masjid Agung, kata dia, konstruksi bangunan di bawahnya harus dirombak dan dikuatkan lagi, sehingga pembangunan di bagian atasnya bisa dilanjutkan.
"Pembangunan masjid ini bermasalah pada konstruksinya. Jamaah tidak akan tenang beribadah jika konstruksi bangunannya tidak aman," katanya.
Pembangunan lanjutan Masjid Agung direncanakan terintegrasi dengan pembangunan Alun Alun Kota Bogor. Rencana, juga akan dibangun di lahan Taman Topi dan Taman Ade Irma yakni di sebelah Masjid Agung.
"Kami ingin pembangunan Masjid Agung dapat menjadi ikon Kota Bogor, yakni simbol perjalanan syiar Islam di Kota Bogor dari masa ke masa," katanya.
Menurut Bima, konsep desain pembangunan yang disampaikan pengurus DKM Masjid Agung sudah baik. Tetapi rencana pembangunan Alun Alun yang anggarannya dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang berbeda, sehingga proses pembangunannya harus berjalan satu irama.
"Perencanaannya berbeda, tapi kita coba satukan, antara pembangunan Masjid Agung dan pembangunan Alun Alun, sehingga bisa menjadi satu irama," katanya.