Jumat 24 Jul 2020 06:27 WIB

Sholat Jumat di Hagia Sophia dan Dijaganya Simbol Kristen

Gambar Yesus Kristus, Rohul Kudus, dan Bunda Maria di Hagia Sophia tetap dijaga

Rep: Muhammad Abdullah Azzam/ Red: Elba Damhuri
Pembacaan Surat Al-Fath di Hagia Sophia Turki
Foto: Anadolu Agency
Pembacaan Surat Al-Fath di Hagia Sophia Turki

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Masjid Hagia Sophia akan dibuka untuk umum sebagai tempat ibadah dengan pelaksanaan Sholat Jumat perdana pada 24 Juli setelah jeda 86 tahun menjadi museum.

Sekitar 1.500 orang dapat melaksanakan Sholat Jumat secara bersamaan pada upacara pembukaan di bagian dalam dan luar bangunan bersejarah itu.

Tokoh petinggi Turki seperti Presiden Recep Tayyip Erdogan dan pemimpin Partai Gerakan Nasionalis (MHP) Devlet Bahceli akan hadir dalam acara pembukaan masjid itu.

Pengubahan status Hagia Sophia sebagai masjid berdasarkan keputusan Pengadilan Tinggi dan dekrit Presiden Turki menggembirakan hati umat Islam di seluruh dunia.

Para ​​Muslim yang datang dari berbagai negara menanti-nantikan bisa melaksanakan sholat di Masjid Hagia Sophia.

Keputusan soal Hagia Sophia itu tak hanya disambut meriah oleh masyarakat Turki saja, tapi juga membangkitkan antusiasme umat Islam di negara-negara lain.

Setelah keputusan pengubahan status Hagia Sophia itu, banyak keluarga Muslim di seluruh dunia, terutama di Palestina dan Suriah, menamakan anak-anak mereka yang baru lahir dengan nama “Hagia Sophia” untuk mengenang peristiwa bersejarah itu.

Hagia Sophia adalah salah satu situs yang paling banyak dikunjungi di Turki untuk wisatawan domestik dan asing.

Bangunan ini berfungsi sebagai gereja selama 916 tahun sampai penaklukan Istanbul, dan berubah menjadi masjid dari tahun 1453 hingga 1934 - hampir setengah milenium.

Pada 10 Juli, pengadilan Turki membatalkan dekrit Kabinet 1934 yang mengubah Hagia Sophia menjadi museum, membuka jalan untuk digunakan kembali sebagai masjid setelah jeda 86 tahun.

Pada 16 Juli, Direktorat Urusan Agama Turki menandatangani protokol kerja sama dengan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata untuk mengelola Hagia Sophia setelah dikonversi menjadi masjid.

Di bawah protokol itu, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata akan mengawasi pekerjaan restorasi dan konservasi, sementara Direktorat Urusan Agama akan mengawasi layanan keagamaan di masjid tersebut.

Bangunan megah warisan berbagai peradaban itu juga akan terbuka untuk wisatawan domestik dan mancanegara secara gratis.

Proses pengubahan fungsi dari museum menjadi masjid setelah keputusan pengadilan Turki berlangsung dengan aktivitas restorasi dan pemasangan karpet.

Tim polisi juga mengambil tindakan antisipasi keamanan dengan menutup sekeliling masjid Hagia Sophia dan Blue Mosque dengan penghalang besi. Sementara anjing pelacak juga menemani tim polisi untuk langkah keamanan di sana.

Ikon Kristen akan tetap dilestarikan

Otoritas Turki berkomitmen untuk tetap melestarikan gambar kekristenan di Hagia Sophia.

Mosaik kekristenan yang tergambar di langit-langit Masjid Hagia Sophia yang meliputi gambar Yesus, Bunda Maria, dan roh kudus Kristen akan ditutup oleh tirai ketika sholat digelar.

Di luar waktu sholat ikon tersebut akan dibuka kembali dan terbuka untuk semua pengunjung.

Direktorat Keagamaan Turki juga mengatakan kehadiran mosaik dan lukisan tersebut tidak akan menjadi penghalang saat sholat.

sumber : Anadolu Agency
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement