Jumat 24 Jul 2020 17:14 WIB

Babel Diminta Kembali Ekspor Lidi Nipah

Babel telah mengekspor lidi nipah ke Nepal sebanyak 12 ton

Red: Gita Amanda
 Sebanyak 12 ton lidi nipah yang merupakan hasil produksi perajin Kota Kapur, Kabupaten Bangka dan 45 ton lada putih dilepas ekspor oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia (Koperasi dan UKM RI), Teten Masduki bersama Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman.
Foto: Pemprov Babel
Sebanyak 12 ton lidi nipah yang merupakan hasil produksi perajin Kota Kapur, Kabupaten Bangka dan 45 ton lada putih dilepas ekspor oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia (Koperasi dan UKM RI), Teten Masduki bersama Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Komoditi lidi nipah saat ini menjadi rebutan. Setelah sebelumnya Babel mengekspor 12 ton lidi nipah ke Nepal. Dalam waktu dekat ini, Babel kembali akan mengekspor lidi nipah sebanyak empat kontainer ke Nepal. Gubernur Erzaldi meminta agar produksi lidi nipah dapat ditingkatkan, mengingat salah satu importir meminta Babel dapat menyediakan lidi nipah minimal empat kontainer setiap bulannya.

“Kita bisa memenuhi kuota tersebut melalui pemberdayaan masyarakat desa. Ke depannya, untuk mempermudah pengangkutan maka desa-desa penghasil lidi nipah dibuat dengan sistem klaster berdasarkan alur sungai. Hal ini perlu diperhatikan mengingat biaya transportasi menjadi lebih murah dan ini pasti menguntungkan bagi pengrajin kita,” ungkapnya.

Baca Juga

Sehubungan dengan permintaan tersebut, Gubernur Erzaldi meminta kepada Dinas Koperasi dan UKM Babel serta dinas terkait supaya mulai sekarang melakukan penelusuran mengenai pembiayaan, perizinan, dan proses pengiriman sehingga biaya operasional dapat ditekan.

“Biaya transportasi merupakan salah satu item yang perlu dipangkas untuk menekan biaya operasional. Selain memangkas jalur transportasi, bisa juga kita lakukan pengiriman sekaligus dengan komoditi ekspor lainnya seperti cangkang sawit, lada, udang, karet, dan produk UMKM,” ujarnya.