Sabtu 25 Jul 2020 05:31 WIB

Lawan Covid-19, Kominfo Berdayakan Penyuluh Informasi Publik

Tenaga humas pemerintah diminta mengolah informasi, jangan sampai warga kena hoaks.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informasi Widodo Muktiyo
Foto: Republika/Prayogi
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informasi Widodo Muktiyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus menggenjot diseminasi informasi terkait adaptasi kebiasaan baru (AKB) lewat penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kominfo Prof. Dr. Widodo Muktiyo mengatakan pemerintah semakin gencar mendiseminasikan semangat optimisme publik melawan Covid-19 meskipun sebaran berita bohong atau hoaks terkait Covid-19 sudah mulai turun. Kominfo berdayakan Penyuluh Informasi Publik untuk gerakan masyarakat lawan Covid-19.

“Kita berkampanye agar masyarakat tidak saling menyalahkan, tetapi bergotong royong antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan media bersama-sama melawan Covid-19. Kita sudah berhasil menurunkan penyebaran hoaks, kini saatnya kita bergerak bersama dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan yang harus jadi kebiasaan baru,” kata Widodo dalam temu daring Penyuluh Informasi Publik daerah 3 T bertajuk Adaptasi Kebiasaan Baru: Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19, berdasarkan rilisnya, Jumat (24/7).

Widodo membeberkan, perkembangan hoaks terkait Covid-19 memang sudah mulai turun berkat penegakan hukum yang tegas dan penyebaran konten positif yang selama ini gencar dilakukan pemerintah. Per tanggal 21 Juli 2020, sudah terdapat 104 tersangka yang ditetapkan oleh Polri akibat hoaks tentang Covid-19.

“Sebelum ada obatnya, Covid-19 akan selalu menjadi musuh kita. Tenaga humas pemerintah diminta untuk mengolah informasi, jangan sampai masyarakat terkena hoaks, radikalisme, penipuan, dan lain-lain seperti saat titik tertinggi (peredaran hoaks) pada masa awal Covid-19, saat warga mengalami panic buying,” ujar Widodo.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Dr. Daeng M Fakih mengimbau agar masyarakat terhindar dari hoaks dengan cara mencari informasi dari penyuluh kesehatan agar terjaga validasi informasi dan tetap produktif di tengah Covid-19.

Sementara Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah menyampaikan, update perkembangan Covid-19 terakhir di Indonesia per tanggal 22 juli 2020 terdapat 91.751 kasus konfirmasi, jumlah orang meninggal 4.459 Pergerakan Covid-19, terjadi pergeseran epicentrum tidak lagi terpusat di Jakarta. Jawa Timur merupakan provinsi penularan Covid-19.

“Beberapa kelompok rentan terkena Covid-19, seperti penderita yang sudah berumur/lansia, memiliki daya imun tubuh rendah, memiliki penyakit penyerta, kelebihan berat badan serius dan ibu hamil,” kata Dewi.

Oleh karenanya, ia turut mengimbau agar masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam adaptasi kenormalan baru sebagai satu-satunya jalan memerangi Covid-19 saat ini.

Webinar atau temu daring ini dihadiri oleh setidaknya 285 Penyuluh Informasi Publik (PIP) yang ada di seluruh daerah di nusantara. PIP adalah Penyuluh Agama yg di berdayakan oleh Kemkominfo untuk juga menjadi Penyuluh Informasi Publik yg tugasnya mendiseminasikan informasi sekaligus mekakukan edukasi terkait kebijakan-kebijakan pemerintah dan isu-isu strategis kpd masyarakat yang tinggal di daerah Terluar, Tertinggal dan Terpencil (3T) di seantero nusantara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement