Selasa 28 Jul 2020 10:58 WIB

Dicari Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19, Ini Syaratnya

Komite etik telah menyetujui uji klinis vaksin Covid-19

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Esthi Maharani
Manajer Bidang Riset, Pengabdian pada Masyarakat, Inovasi dan Kerjasama FK Unpad Profesor Kusnandi Rusmil menyampaikan pemaparan saat jumpa pers uji klinis vaksin Covid-19 di Rumah Sakit Penddikan (RSP) Unpad, Jalan Prof. Eyckman, Kota Bandung, Rabu (22/7). Sebanyak 2.400 vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech Ltd, China, tiba di Indonesia. Vaksin tersebut akan diuji klinis kepada 1.620 sukarelawan yang berlangsung selama enam bulan di laboratorium milik PT Bio Farma (Persero) dan tim Fakultas Kedokteran Unpad. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Manajer Bidang Riset, Pengabdian pada Masyarakat, Inovasi dan Kerjasama FK Unpad Profesor Kusnandi Rusmil menyampaikan pemaparan saat jumpa pers uji klinis vaksin Covid-19 di Rumah Sakit Penddikan (RSP) Unpad, Jalan Prof. Eyckman, Kota Bandung, Rabu (22/7). Sebanyak 2.400 vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech Ltd, China, tiba di Indonesia. Vaksin tersebut akan diuji klinis kepada 1.620 sukarelawan yang berlangsung selama enam bulan di laboratorium milik PT Bio Farma (Persero) dan tim Fakultas Kedokteran Unpad. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Komite Etik Penelitian Universitas memberikan persetujuan terkait pelaksanaan uji klinis vaksin Covid-19 tahap 3. Tim riset uji klinis vaksin Covid-19 Unpad mulai membuka pendaftaran peserta terhitung mulai Senin (27/7).

“Benar, (Komite Etik) sudah (menyetujui),” ujar Ketua tim riset uji klinis vaksin Covid-19 Unpad Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr., Sp.A(K), M.M., dalam siaran pers Humas Unpad, Selasa (28/7).

Prof Kusnandi mengatakan, ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi calon peserta uji klinis. Pertama, calon peserta merupakan orang dewasa berusia antara 18 – 59 tahun yang dinyatakan sehat, serta senantiasa mematuhi protokol kesehatan dan melakukan pembatasan fisik maupun sosial selama wabah pandemi Covid-19 berlangsung. Calon peserta juga dinyatakan tidak memiliki riwayat terinfeksi Corona.

“Calon peserta akan dilakukan tes terhadap apus tenggorokan (swab test) dan rapid test untuk mengetahui apakah ada kemungkinan sedang atau pernah terinfeksi Covid-19,” katanya.

Menurut Prof Kusnandi, peserta akan mendapatkan tes swab maupun tes rapid secara cuma-cuma. Nantinya, sehat tidaknya kondisi calon peserta dibuktikan dengan tidak mengalami penyakit ringan, sedang, atau berat, tidak memiliki riwayat penyakit asma dan alergi terhadap vaksin, hingga tidak memiliki kelainan atau penyakit kronis seperti gangguan jantung, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, diabetes, penyakit ginjal dan hati, tumor, epilepsi atau penyakit gangguan syaraf lainnya.

Prof Kusnandi menjelaskan, calon peserta tidak memiliki kelainan darah atau riwayat pembekuan darah, tidak memiliki penyakit infeksi lain dan demam, serta tidak memiliki riwayat penyakit gangguan sistem imun. Suhu tubuh calon pendaftar juga tidak boleh melebihi 37,5 derajat Celcius.

Selanjutnya, kata dia, calon peserta bukan merupakan wanita hamil atau berencana hamil selama periode penelitian, serta tidak sedang menyusui. Calon peserta juga tidak sedang ikut atau akan diikutsertakan dalam uji klinis lain.

“Peserta tidak mendapat imunisasi apa pun dalam waktu 1 bulan ke belakang atau akan menerima vaksin lain dalam 1 bulan ke depan,” kata Prof Kusnandi.

Selain itu, kata dia, calon peserta berdomisili di Kota Bandung dan tidak berencana pindah dari lokasi penelitian sebelum penelitian selesai dilaksanakan.

Prof Kusnandi menegaskan, dalam 14 hari sebelum dimulainya penelitian, peserta tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien terinfeksi Covid-19, tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien yang menunjukkan demam atau gejala sakit saluran pernapasan yang berdomisili di daerah atau komunitas yang terdampak Covid-19, serta tidak memiliki dua atau lebih kasus demam dan/atau gejala saluran pernapasan di daerah dengan lingkup kecil, seperti rumah, kantor, dan sekolah.

Sebanyak 1.620 relawan dibutuhkan dalam proses uji klinis vaksin. Namun, tidak semua peserta akan disuntikkan vaksin. Sebanyak 540 orang akan disuntikkan vaksin, sedangkan sisanya akan mendapat cairan plasebo. Penentuan pemberian vaksin atau plasebo akan dilakukan secara acak.

“Bagi yang menerima plasebo akan mendapatkan vaksin Covid-19 setelah vaksin didaftarkan,” kata Prof Kusnandi.

Kesehatan peserta dipastikan tetap dipantau oleh petugas penelitian secara tertatur selama jalannya penelitian, atau sekitar 6 bulan setelah pemberian vaksin terakhir. Prof. Kusnandi memastikan, seluruh peserta dilindungi asuransi kesehatan.

Pendaftaran peserta uji klinis dibuka hingga 31 Agustus 2020. Pendaftaran bisa dilakukan dengan menghubungi Unit Riset Klinis Departemen Ilmu Kesehatan Anak Lantai 1 RSUP Hasan Sadikin Bandung di telepon 022 – 2034471 atau whatsapp 08112214235.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement