Selasa 28 Jul 2020 20:20 WIB

Puluhan Wartawan Malang Ikut Rapid Test

Ada 44 orang telah mengikuti uji cepat massal dan satu di antaranya hasilnya reaktif.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andi Nur Aminah
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mengadakan uji cepat (//Rapid Test//) untuk awak media di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Selasa (28/7).
Foto: Wilda Fizriyani/Republika
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mengadakan uji cepat (//Rapid Test//) untuk awak media di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Selasa (28/7).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Satgas Covid-19 Kota Malang kembali melaksanakan uji cepat (rapid test) kepada awak media di wilayahnya. Uji cepat tahap kedua ini dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Selasa (28/7).

Berdasarkan data Satgas Covid-19 Kota Malang, terdapat 44 orang telah mengikuti uji cepat massal. Jumlah ini terdiri atas 36 awak media dan delapan staf humas Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Dari total tersebut, satu awak media dilaporkan mendapatkan hasil reaktif.

Baca Juga

Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Kota Malang, Husnul Mu'arif mengatakan, kegiatan tes cepat massal sesuai dengan permintaan Pemkot Malang. Pasalnya, peserta yang mengikuti kegiatan tersebut sering beraktivitas di Balai Kota Malang. Dalam hal ini termasuk para staf humas Pemkot Malang juga.

Di dalam prosesnya, tim kesehatan telah memberikan hasil uji cepat kepada yang bersangkutan secara langsung. Hal ini berbeda dengan uji cepat pada Mei lalu di mana hasilnya diberikan kepada bagian kehumasan Pemkot Malang. "Dan ini tadi mungkin sebagian sudah diserahkan," ungkap Husnul kepada wartawan di Labkesda Kota Malang, Selasa (28/7).

Wartawan Okezone, Avirista Midaada mengaku bersyukur bisa difasilitasi mengikuti uji cepat secara gratis. Tes ini diperlukan mengingat profesinya berisiko tinggi terpapar Covid-19. Wartawan acap kali berinteraksi dengan banyak orang, bahkan berkegiatan di rumah sakit rujukan Covid-19.

Pria disapa Aris ini tak menampik, akurasi hasil uji cepat Covid-19 sangat rendah. Meski demikian, ia tetap berharap tes tersebut bisa dilakukan dua kali dalam sebulan. Berdasarkan ilmu epidemiologi, tes ini harus dilaksanakan kembali pada tujuh sampai 10 hari ke depan. "Supaya memastikan benar-benar daya imunitas tubuh terbentuk dan tidak ada virusnya," ucap Aris.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement