REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- General Manager (GM) sejumlah hotel di Kota Bandung, Jawa Barat yang tergabung di Riung Priangan mengungkapkan kebijakan relaksasi hotel turut menaikkan (okupansi) hotel hingga 20 persen. Namun, angka tersebut dinilai belum membuat stabil keuangan hotel-hotel yang ada.
"Kita running awal Juni-Juli mulai naik dengan kondisi ini baru mencapai 20 persen. Sedangkan minimal okupansi hotel 40 persen biar bisa running well," ujar Arief Bonafianto, GM Arion Swiss-Belhotel mewakili asosiasi Riung Priangan di Balai Kota Bandung, Rabu (29/7).
Ia mengungkapkan, pandemi Covid-19 memberikan dampak yang besar bagi bisnis perhotelan. Terlebih sejak Maret hingga Mei banyak hotel yang tutup akibat Pemberlakukan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Dulu Bandung ini, jembatannya Jakarta. Kalau perekonomian bagus di Jakarta, dampak ke Bandung karena market kita 90 persen dari Jakarta. Adanya pandemi dan PSBB dampak ke perhotelan drastis, dari Maret sampai Mei banyak hotel sudah tutup," kata Arief.