REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Vietnam mengonfirmasi kematian pertama akibat virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19 pada Jumat (31/7). Itu menjadi pukulan keras bagi Vietnam yang sebelumnya mencatatkan nol kematian sejak infeksi pertama muncul April lalu. Pasien yang meninggal merupakan pria berusia 70 tahun, berasal dari pusat kota Hoi An.
Vietnam tidak melaporkan infeksi baru Covid-19 selama lebih dari tiga bulan sebelum kasus terbaru dilaporkan di resor Da Nang awal pekan ini. Kementerian kesehatan Vietnam melaporkan 45 kasus Covid-19 baru di pusat kota Da Nang. Rata-rata usia pasien baru antara 27 hingga 87 tahun.
Adapun total infeksi sejak virus muncul kembali pada Sabtu lalu, telah mencapai 93 kasus. Kasus terbaru tersebut menambah jumlah total kasus Covid-19 di Vietnam menjadi 509.
Lonjakan kasus Covid-19 membuat pemerintah Vietnam bertindak cepat dengan melakukan kuncian total di Da Nang. Tak hanya itu, pemerintah juga melakukan tes massal di Ibu Kota Hanoi, melarang pertemuan yang melibatkan banyak orang dan mendesak puluhan pelancong domestik untuk melapor ke pihak berwenang.
Melansir laman Channel News Asia, Jumat (31/7) dilaporkan bahwa pemerintah Vietnam juga mengirim pesan teks ke semua ponsel yang digunakan oleh 95 juta penduduk. Melalui pesan teks itu, pemerintah mendesak siapapun yang mengunjungi pesisir kota Da Nang untuk memeriksakan diri, setelah gelombang baru virus itu menyebar ke enam kota dan provinsi dalam beberapa hari.
Badan yang berwenang di Hanoi juga memulai pengujian terhadap 21.063 penduduk yang baru saja kembali dari Da Nang. Pariwisata di Da Nang memang begitu populer dan menjadi daya tarik utama bagi para pelancong domestik, terutama setelah karantina wilayah dilonggarkan.
Tanggapan terbaru itu sejalan dengan program karantina terpusat, pengujian agresif dan sistem pelacakan kontak yang membuat Vietnam dipuji karena berhasil menekan jumlah virus sejak akhir Januari. Karantina wilayah ketat telah diberlakukan di Da Nang, penerbangan juga dihentikan selama 15 hari.