Sabtu 01 Aug 2020 04:24 WIB

China Kirim Petugas Bantu Tangani Covid-19 di Hong Kong

China akan membantu pengujian dan pembangunan pusat perawatan di Hong Kong

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Seorang wanita mengenakan masker untuk melindungi terhadap virus corona baru naik sepeda melewati layar video besar yang menunjukkan Presiden Cina Xi Jinping berbicara di Beijing, Selasa, 30 Juni 2020. China menyetujui undang-undang keamanan nasional yang kontroversial yang akan memungkinkan pihak berwenang untuk menindak tentang kegiatan subversif dan pemisahan diri di Hong Kong, sebuah langkah yang dianggap banyak orang sebagai yang paling berani di Beijing untuk menghapus firewall hukum antara wilayah semi-otonom dan sistem Partai Komunis otoriter daratan.
Foto: AP/Mark Schiefelbein
Seorang wanita mengenakan masker untuk melindungi terhadap virus corona baru naik sepeda melewati layar video besar yang menunjukkan Presiden Cina Xi Jinping berbicara di Beijing, Selasa, 30 Juni 2020. China menyetujui undang-undang keamanan nasional yang kontroversial yang akan memungkinkan pihak berwenang untuk menindak tentang kegiatan subversif dan pemisahan diri di Hong Kong, sebuah langkah yang dianggap banyak orang sebagai yang paling berani di Beijing untuk menghapus firewall hukum antara wilayah semi-otonom dan sistem Partai Komunis otoriter daratan.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- China memutuskan akan mengirim personel ke Hong Kong, Jumat (31/7). Langkah itu dilakukan untuk membantu dalam pengujian virus corona dan pembangunan pusat perawatan.

Kantor Urusan Hong Kong dan Makau mengatakan, bantuan akan dikirim ke Hong Kong atas permintaan pemerintah kota. Personel akan membantu dalam pengujian dan penyaringan skala besar dalam pendataan infeksi dengan cepat.

Baca Juga

Penurunan petugas dari Daratan pun dilakukan dalam upaya membantu mempercepat pembangunan fasilitas isolasi dan perawatan sementara. Hal itu mempertimbangkan dengan penambahan jumlah kasus yang terus meningkat.

Hong Kong telah melaporkan total 3.273 infeksi dan 27 kematian sejak awal pandemi virus corona. Infeksi tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 1 Juli.

Kota itu telah memperketat langkah-langkah beraktivitas agar penyebaran virus dapat tertahan. Pemerintah kota telah menerapkan jarak sosial, larangan makan di restoran dari pukul 18.00, dan membatasi pertemuan publik untuk dua orang.

Sedangkan, China telah memperketat pembatasan perjalanan di ibu kota wilayah Xinjiang. Orang yang tiba di Urumqi dari daerah yang dianggap memiliki risiko infeksi tinggi harus menjalani karantina dua minggu.

Sedangkan bagi seseorang yang datang dari daerah yang tidak berisiko virus corona perlu menunjukkan bukti kesehatan yang menyatakan terbebas dari Covid-19. Warga secara prinsip harus tinggal di kota atau menunjukkan bukti kesehatan untuk diizinkan pergi. 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement