Senin 03 Aug 2020 06:48 WIB

Obati Sendiri Covid-19 Bahayakan Semua Orang

Tanpa diagnosis, pengobatan dapat berbahaya

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Orang-orang terlihat di dalam fasilitas perawatan untuk COVID-19 di sebuah stadion di dalam kompleks olahraga Commonwealth Games (CWG) Village di New Delhi, India, 24 Juli 2020.
Foto: EPA-EFE/STR
Orang-orang terlihat di dalam fasilitas perawatan untuk COVID-19 di sebuah stadion di dalam kompleks olahraga Commonwealth Games (CWG) Village di New Delhi, India, 24 Juli 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, KOLKATA -- Perasaan takut dikucilkan dari lingkungan masyarakat, seringkali membuat seseorang enggan tes Covid-19 meski memiliki gejala. Karena terlalu takut, mereka memilih untuk mengobati diri sendiri dengan mengandalkan saran teman dan meniru resep dari orang yang sembuh.

Seorang guru di sebuah lembaga swasta di Barasat dekat Kolkata, India, mengakui bahwa ia menahan diri untuk tidak menjalani tes meskipun telah kehilangan fungsi indera penciuman dan rasa yang diketahui sebagai salah satu gejala Covid-19. Sebagai gantinya ia mengumpulkan resep dari seorang teman yang sembuh dari Covid-19, lalu mengonsumsinya.

"Dua tetangga saya dikucilkan oleh penduduk setempat setelah mereka dinyatakan positif mengidap penyakit itu. Saya tidak ingin mengalami hal yang sama. Seorang teman saya, yang selamat dari Covid-19, membagikan resepnya kepada saya. Saya mendapat obat-obatan dari apotek setempat, dan saya berharap akan baik-baik saja dalam beberapa hari," kata pria berusia 50 tahunan.

Merespon fenomena itu, Virolog Amitabh Nandy menekankan bahwa hingga kini belum ada obat untuk penyembuhan Covid-19. Mereka yang telah sembuh dari sakit akibat Covid-19, dirawat berdasar kasus per kasus. Jadi tidak mungkin ada protokol pengobatan tunggal yang berlaku untuk semua pasien.