Senin 03 Aug 2020 10:36 WIB

Kasus Covid-19 Global Tembus 18 Juta

Kasus Covid-19 global telah mencapai 18 juta pada Senin (3/8)

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Petugas kesehatan mengambil sampel darah penduduk di lokasi pengujian COVID-19 di tengah pandemi coronavirus baru di Rio de Janeiro, Brasil, Jumat, 17 Juli 2020. Kasus Covid-19 global telah mencapai 18 juta pada Senin (3/8). Ilustrasi.
Foto: AP/Silvia Izquierdo
Petugas kesehatan mengambil sampel darah penduduk di lokasi pengujian COVID-19 di tengah pandemi coronavirus baru di Rio de Janeiro, Brasil, Jumat, 17 Juli 2020. Kasus Covid-19 global telah mencapai 18 juta pada Senin (3/8). Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kasus Covid-19 global telah mencapai 18 juta pada Senin (3/8). Sementara angka kematian telah mendekati 700 ribu jiwa. Sedangkan total pasien pulih melebihi 11 juta orang.

Mengutip data yang dihimpun laman Worldometers, saat ini dunia memiliki 18.234.936 kasus virus corona dengan korban meninggal mencapai 692.794 jiwa. Pasien pulih tercatat sebanyak 11.444.149 orang.

Baca Juga

Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak yakni mencapai 4.813.647. Sementara korban meninggal di negara tersebut sebanyak 158.365 jiwa. Brasil menempati posisi kedua dengan 2.733.677 kasus dan 94.130 kematian.

Posisi ketiga ditempati India dengan 1.804.702 kasus dan 38.161 kematian. Rusia menempati posisi keempat dengan 850.870 kasus dan 14.128 kematian. Kemudian urutan kelima diduduki Afrika Selatan dengan 511.485 kasus dan 8.366 kematian.

Pekan lalu Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dunia harus belajar hidup berdampingan dengan virus corona. Dia kembali memperingatkan bahwa pandemi belum usai.

"Meskipun pengembangan vaksin terjadi dengan sangat cepat, kita harus belajar hidup dengan virus ini, dan kita harus berjuang dengan alat yang kita miliki," kata Ghebreyesus dalam pertemuan komite tingkat tinggi WHO pada Jumat (31/7) dikutip laman Anadolu Agency.

Dia mengungkapkan pada pekan-pekan awal pandemi, terdapat beberapa negara yang tidak terlalu terdampak. Namun saat ini mereka mengalami peningkatan jumlah kasus dan kematian yang signifikan. "Banyak negara yang percaya bahwa mereka telah melewati yang terburuk sekarang bergulat dengan wabah baru," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement