Senin 03 Aug 2020 19:51 WIB

Manfaatkan Pekarangan untuk Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan tidak hanya mengenai pemenuhan kebutuhan tetapi ekonomi.

Muh Khoirul Soleh alias Irul (46) menyemprot tanaman padi di atas kolam di pekarangan rumahnya desa Kebon Kliwon, Salaman, Magelang, Jawa Tengah, Senin (6/7/2020). Khoirul melakukan uji coba menanam padi dengan metode hidroganik yaitu penggabungan media tanam air dengan kompos dan sekam bakar yang dipasang pada paralon dan bisa panen empat kali dalam setahun.
Foto: ANTARA/ANIS EFIZUDIN
Muh Khoirul Soleh alias Irul (46) menyemprot tanaman padi di atas kolam di pekarangan rumahnya desa Kebon Kliwon, Salaman, Magelang, Jawa Tengah, Senin (6/7/2020). Khoirul melakukan uji coba menanam padi dengan metode hidroganik yaitu penggabungan media tanam air dengan kompos dan sekam bakar yang dipasang pada paralon dan bisa panen empat kali dalam setahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mendorong warga memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk budi daya berbagai kebutuhan sehingga mampu menopang ketahanan pangan keluarga.

"Ketahanan pangan tidak hanya mengenai pemenuhan kebutuhan tubuh pada setiap jiwa di keluarga, tetapi juga berkaitan erat dengan bagaimana ekonomi lokal bergerak, karena besarnya kontribusi sektor pertanian ke perekonomian daerah," ujar Ketua Tim Penggerak PKK Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Senin (3/8).

Baca Juga

Salah satu yang dilakukan Tim Penggerak PKK Banyuwangi saat ini mulai membagikan bibit tanaman dan ikan kepada para kader PKK untuk mendukung ketahanan pangan keluarga.

Selain itu, ada pula pembagian bibit yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya sayuran dengan masa panen singkat serta keanekaragaman pangan berbasis potensi lokal juga harus diperhatikan.

Ipuk menjelaskan ketahanan pangan berdimensi pada dua hal, yakni kemampuan daerah menjaga produktivitas sektor pertanian dan kemampuan masyarakat untuk mengakses bahan pangan.

"Artinya, ada faktor penerimaan dan permintaan. Dan itu berkaitan dengan soal kesejahteraan tiap-tiap rumah tangga. Ini penting diperhatikan agar pandemi bisa kita lewati dengan baik, sekaligus upaya pemulihan ekonomi bisa cepat dilakukan karena sebagian besar pelaku usaha lokal bergerak di sektor pertanian dengan berbagai sub-sektor dan turunannya," ujarnya.

Selain itu, kata Ipuk, perlunya kewaspadaan karena organisasi dunia, seperti Food and Agriculture Organization (FAO) mengingatkan adanya potensi krisis pangan baru yang memengaruhi ketahanan pangan suatu wilayah di masa pandemi COVID-19.

Meski Banyuwangi relatif aman karena pasokan pangan cukup dan berlebih, Ipuk tetap mengingatkan perlunya antisipasi semua pihak, terutama dalam memperbaiki aspek permintaan atau daya beli warga yang terpukul saat ini, karena belum ada yang tahu kapan pandemi berakhir.

Ia juga mengajak seluruh kader PKK memprioritaskan pembelian bahan pangan lokal demi meningkatkan kesejahteraan pelaku pertanian.

Dalam konteks kebijakan, katanya, PKK ikut mendorong pemerintah daerah membeli berbagai produk lokal, baik untuk jaring pengaman sosial warga terdampak pandemi maupun insentif makanan tenaga kesehatan.

"Program-program kolaboratif semacam itu menunjukkan, kerja gotong royong adalah kunci menjaga sistem ketahanan pangan daerah," kata istri Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas itu.

Ipuk menambahkan TP-PKK juga memfasilitasi serta mendorong hilirisasi produk pertanian di mana para kader PKK mengolah berbagai komoditas agar memiliki nilai tambah.

"Hal ini adalah ikhtiar meningkatkan kesejahteraan ekonomi rumah tangga warga dengan menghasilkan produk yang lebih bernilai tambah ketimbang hanya menjual hasil panen secara langsung," ujarnya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement